Ditodong Pistol, Jaga Jarak Supaya Tak Direkrut
Selasa, 05 Februari 2013 – 08:17 WIB

Richard Susilo saat ditemui di stasiun Ayase, pinggiran Tokyo, akhir pekan lalu (2/2). Foto: HENNY GALLA/JAWA POS
Setelah menggali sedikit demi sedikit, Richard makin mendapat banyak informasi tentang Yakuza. Pada intinya, orang-orang yang terlibat dalam Yakuza selalu bermotif uang. Bahkan, untuk Yakuza dengan level menengah ke atas mereka memiliki kekayaan miliaran dolar dan menyimpannya secara terpecah di bank-bank yang ada di luar Jepang.
Namun, ada hal yang fundamental adalah sesungguhnya Yakuza tak mencari uang dengan cara menentang hukum. Si bos besar Yakuza selalu menggembleng anak buahnya untuk selalu taat hukum.
Mereka berpikir bagaimana cara mendapatkan uang dalam jumlah besar tanpa harus melawan hukum. Perbuatan mereka bahkan jauh dari upaya pemerasan. Namun, Yakuza justru mampu menaklukkan dan mengajak kerja sama para pejabat-pejabat dan orang kaya di Jepang. Caranya" "Yakuza punya informasi akurat tentang rekam jejak negatif dari pejabat atau orang kaya yang mereka ajak "bekerja sama"," terangnya.
Yakuza memang sebuah paradoks dari citra Jepang sebagai negara yang ramah, halus, rendah hati, dan disiplin. Meski demikian, Richard mengakui dunia Yakuza tetap menjadi bagian dari sejarah dan budaya Jepang. "Tidak bisa kita menutup mata keberadaan mereka di dalam kehidupan sehari-hari," paparnya.
LEBIH dari dua dasawarsa, Richard Susilo tinggal di Jepang. Di sela profesinya sebagai jurnalis dan penulis, Richard melakukan investigasi kejahatan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu