DJ itu Diseret Keluar Mobil, Dibanting, Kepala Dihantam Bongkahan Cor

DJ itu Diseret Keluar Mobil, Dibanting, Kepala Dihantam Bongkahan Cor
SADIS: Polisi menunjukkan empat tersangka anggota geng motor pelaku pembunuhan Aditya Wahyu Budi Hartanto berikut barang bukti mobil korban di Mapolrestabes Surabaya kemarin (8/6). (WS Hendro/Jawa Pos)

Gondrong yang datang agak telat berinisiatif membuka pintu pada sisi kemudi. Dia menyeret tubuh korban ke jalan. Saat itu, korban sudah tidak berdaya dengan wajah menempel di setir. Tubuh Aditya diempaskan. Meski mengetahui tergeletak, Gondrong kemudian mengambil bongkahan cor seukuran kepala orang dewasa dan menghantamkannya ke kepala korban. Tidak sekali itu saja. Dia mengulangi perbuatannya dengan menggunakan paving. "Saya emosional. Dia yang duluan menabrak," katanya.

Perbuatan yang tidak kalah sadisnya dilakukan Bayu. Dia awalnya hanya menonton balapan. Anak kedua di antara dua bersaudara itu mengaku bukan anggota geng motor. Sebelum balapan dimulai, tiba-tiba ada mobil yang menabrak pembalap. 

Saat para anggota geng mengejar, dia ikut-ikutan. Ketika tiba di lokasi, korban sudah berada di luar mobil dan terkapar tidak berdaya dengan berlumuran darah. Meski begitu, dia ikut-ikutan emosional dan menghantamkan batu ke arah kepalanya. Hal itu dilakukan hingga tiga kali. 

Demikian pula Faisal. Awalnya, dia juga hanya melihat. Dia ikut mengejar ketika melihat semua orang di arena balapan mengejar mobil merah. Dia termasuk yang datang paling awal ketika mobil korban menabrak pohon. "Saya pukul pakai batu tiga kali," ucapnya.

Terakhir adalah Riski Nur. Dia yang awalnya juga menjadi penonton ikut-ikutan mengejar korban. Sebelum korban dikeluarkan dari dalam mobil, dia memukul terlebih dahulu. Setelah itu, dia memukulkan batu ke tubuh korban meski tidak ada tanda-tanda perlawanan.

Saat bercerita, keempatnya berbicara dengan tenang. Mereka seolah tidak menganggap hal itu sebagai perbuatan yang sadis dan menjadi kebencian warga Surabaya. Ketika ditanya apakah menyesal, Riski Topan malah menyalahkan korban. "Kalau dia tidak nabrak dulu, mungkin tidak seperti itu," ucapnya dengan nada agak tinggi.

Polisi kemarin memperlihatkan semua barang bukti yang berhasil ditemukan. Di antaranya, dua unit sepeda motor yang digunakan untuk mengejar korban dan satu sepeda motor modifikasi yang digunakan untuk balapan. Selain itu, ada bongkahan batu dan paving dengan beragam ukuran. Di permukaan benda keras tersebut bahkan masih ada sisa potongan daging dan rambut yang masih menempel.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete mengatakan, alasan pelaku mengeroyok korban beragam. Ada yang karena sakit hati, ada juga yang karena ikut-ikutan. "Semuanya diproses pidana," jelasnya. (eko/c6/ano)

SURABAYA - Sementara itu, kemarin Satreskrim Polrestabes Surabaya memamerkan empat tersangka pengeroyok seorang DJ Aditya Wahyu Budi Hartanto hingga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News