Djaduk Ferianto tentang Sosok KGPAA Paku Alam IX

Djaduk Ferianto tentang Sosok KGPAA Paku Alam IX
Adipati dari Pakualaman yang juga wakil gubernur Provinsi DIJ, Sri Paduka Paku Alam IX, semasa hidup. Sri Paduka Paku Alam IX yang memiliki nama dan gelar lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam IX meninggal di usia 77 tahun, pada pukul 15.10 WIB di RSUP Dr. Sardjito, Jogjakarta, Sabtu (21/11). Pemakaman dilaksanakan di Makam Raja-raja Puro Pakualaman, Girigondo, Temon, Kulonprogo, DIJ, pada Minggu (22/11). Foto dok: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja

jpnn.com - JOGJA - Venue Ngayogjazz 2015 di Desa Pandowoharjo, Sleman, kemarin dilingkupi suasana duka  atas meninggalnya KGPAA Paku Alam IX, Sabtu (21/11). Bentuk duka cita ditunjukkan dengan mengheningkan cipta ketika ajang musik jazz tahunan ini dibuka. Sontak penonton yang datang menundukkan kepala dan berdoa untuk kepergian wagub DIJ itu.

Budayawan dan seniman Jogjakarta Djaduk Ferianto mengaku sangat kehilangan atas kepergian PA IX. Menurutnya, almarhum adalah sosok yang sangat peduli dengan Jogjakarta. Baik itu dalam ranah politik, sosial, budaya, dan dekat dengan warga Jogjakarta.

"Semua pasti merasa kehilangan atas kepergian beliau. Sosok PA IX adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai pemangku adat dalam konteks kebudayaan. Sejarah juga menceritakan bahwa beliau dan Pura Pakualaman punya sejarah dan arti bagi Jogjakarta," kata Djaduk.

Satu hal yang sangat diingat Djaduk dari sosok PA IX adalah kedekatannya dengan masyarakat dan petani. Bahkan PA IX selalu mengajak untuk bertani hingga wilayah Kulonprogo. Hal ini, lanjut Djaduk, yang wajib diwariskan oleh warga Jogjakarta pada umumnya.

Pengalaman personal yang dirasakan Djaduk adalah kepedulian atas seni budaya Jogjakarta. Ini ditunjukkan dengan upaya menjaga kesenian tradisi khas Pakualaman. Selain itu juga dukungan dalam melestarikan kesenian di luar tembok Kadipaten Pakualaman.

"Saya melihat Sri Paduka punya konsern pada kebudayaan, semua diolah dan digali lagi. Tidak hanya kerabat Pakualaman, tapi peran Sri Paduka penting atas apa yang didapat leluhurnya," ungkapnya.

Rasa kehilangan juga dirasakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Jogjakarta, Umar Priyono. Menurutnya, sosok PA IX adalah panutan yang mampu ngemong. Di balik usianya yang tak lagi muda, PA IX tak ragu untuk menyapa terlebih dahulu.

Menurut Umar, kedudukan PA IX selain sebagai Adipati Kadipaten Pakualaman memiliki arti penting bagi Jogjakarta. Di balik secara administratif bertindak sebagai Wakil Gubernur DIJ, tetap menjalankan tugas sebagai adipati.

JOGJA - Venue Ngayogjazz 2015 di Desa Pandowoharjo, Sleman, kemarin dilingkupi suasana duka  atas meninggalnya KGPAA Paku Alam IX, Sabtu (21/11).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News