DKI Selesaikan Atlas Pertahanan Banjir

Deal Bendungan Diteken Senin

DKI Selesaikan Atlas Pertahanan Banjir
DKI Selesaikan Atlas Pertahanan Banjir
Menurut Foke, keberhasilan Belanda patut disimak, lantaran sebagian besar wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Pengalaman pahit diterjang banjir dan badai, membuat Negeri Kincir angin itu menjadi lihai untuk bisa survive selama puluhan tahun melalui pembangunan bendungan raksasa. Pihaknya pun berharap, kedatangan ahli manajemen air dari Rotterdam dapat memberikan second opinion mengenai strategi dan kebijakan manajemen air.

Ini mengingat masalah banjir juga menjadi persoalan serius bagi Jakarta. Hampir 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut, serta dikelilingi oleh 13 sungai serta adanya penurunan permukaan tanah.

Sebagai kesiapan pembangunan bendungan raksasa, Pemprov DKI Jakarta sendiri juga telah menyiapkan atlas banjir, sebagai tahap awal perencanaan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS). Menurut Kepala Bappeda DKI, Sarwo Handayani, pihaknya berjanji akan membantu untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk JCDS. Diharapkan, Mei mendatang sudah bisa diselesaikan. Di antara yang perlu disempurnakan itu, adalah terkait perlunya replanning atau perencanaan ulang, mengingat proyek reklamasi pantai utara Jakarta pertama kali dilaksanakan pada 1995.

"Replanning ini sangat penting diperbaharui, karena selama kurun waktu 15 tahun, pasti sudah ada nilai-nilai baru yang berkembang. Salah satu pastinya terkait pembiayaan yang pasti juga berkembang," terangnya.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memastikan, penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara DKI Jakarta dan Rotterdam akan dilakukan pada Senin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News