DMB Bakal Lepas Saham PT Newmont Nusa Tenggara, Ini Alasannya
jpnn.com - MATARAM – PT Daerah Maju Bersaing (DMB) menimbang sejumlah opsi terkait kepemilikan saham atas PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Salah satu diantaranya, hendak melepaskan seluruh saham tersebut karena tak kunjung memberikan keuntungan bagi daerah.
“Itu (jual saham) menjadi salah satu opsi yang akan dibahas,” kata Direktur PT DMB Andi Hadianto, kemarin seperti dilansir Lombok Post (JPNN Group).
DMB merupakan perusahaan daerah tiga Pemda yakni Pemprov NTB, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. DMB bersama PT Multi Capital (MC) mengakuisisi total 24 persen saham Newmont melalui perusahaan konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Terdiri dari 6 persen saham DMB dan 18 persen saham PT MC.
Selama ini, PT DMB nyaris tak mendapatkan keuntungan atas sahamnya di MDB. Ini disebabkan, MDB yang mengaku terus menerus mengalami kerugian.
“MDB secara bisnis memang sedang merugi,” kata Andi.
Ia menjelaskan, MDB dulunya mengeluarkan Rp 8,6 triliun untuk mengakuisisi saham PT NNT tersebut. Namun, menurutnya, yang baru balik selama lima tahun baru sekitar Rp 2 trilun. “Jadi itu jelas rugi,” katanya.
Ia pun pesimistis MDB bisa menyetorkan dividen kepada pemprov. Dividen Pemprov di PT MDB sendiri sekitar 8 juta USD lebih. Namun yang direalisasikan sejauh ini hanya 1,748 juta USD. “Tapi kita akan terus tagih itu,” janjinya.
Karena dinilai tak kunjung menguntungkan, opsi PT DMB untuk menjual sahamnya pun menjadi pertimbangan. Opsi lainnya bertolak belakang, PT DMB bisa saja membeli seluruh saham PT MC sebesar 18 persen dan menguasai MDB. “Kalau kita punya uang kita beli saja semua saham MDB,” ujarnya.
- Rilis Laporan Keuangan Triwulan I 2024, VKTR Fokus Peningkatan Margin & Penjualan EV
- Bea Cukai Magelang Bergerak Aktif Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal
- Triwulan I 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Moncer
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Beri Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali
- Pra-Penjualan LPKR Mencapai Rp 1,5 Triliun di Kuartal I/2024