Dokter Liliana: Diskriminasi dan Kebencian Jadi Pembunuh Pengidap HIV-AIDS
jpnn.com, JAKARTA - Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang.
Kurangnya edukasi dan pemahaman tentang HIV membuat Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) seringkali mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.
"Itulah yang membuat mereka takut untuk diperiksakan," kata dokter Liliana Handranatan dalam webinar edukasi HIV-AIDS "Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya", untuk memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember.
Dokter klinik Voluntary Counseling Testing (VICITY) khusus untuk HIV-AIDS ini menjelaskan diskriminasi dan kebencian dari masyarakat serta keluarga menjadi salah satu pemicu yang bisa membunuh seseorang dengan HIV-AIDS. Jadi bukan karena penyakitnya itu sendiri.
Ini pula kata dia yang menyebabkan penyebaran virus HIV akan terus meluas. HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
"Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit," jelas dokter Liliana Handranatan.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS. Jadi, AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV.
Hal ini memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada kondisi masing-masing individu.
Dokter Liliana mengatakan diskriminasi dan kebencian dari masyarakat juga keluarga menjadi salah satu pemicu yang membunuh pengidap HIV-AIDS.
- India Berlakukan UU Kewarganegaraan yang Mendiskriminasi Umat Islam
- Hadir dengan Wajah Baru, Layanan Jak-Anter Beri Kemudahan Bagi Klien ODHIV
- Satgas MTF TNI Konga XVIII-O UNIFIL Terima Pembekalan dari UN Counselor
- Endus Diskriminasi, Sejumlah Advokat Menyomasi Bawaslu RI
- Deklarasi TPR, Lahir dari Keresahan atas Pembungkaman Demokrasi Menjelang Pilpres 2024
- Lingkungan Kerja Aman, PPLI Raih Penghargaan Pencegahan AIDS dari Pemprov Jabar