Dokter Putri Jahit Dahi Bocah di Saat Gelap, Mengharukan

Dokter Putri Jahit Dahi Bocah di Saat Gelap, Mengharukan
Dokter Putri sedang mengobati salah satu pasien korban gempa bumi 7,0 SR di tengah penerangan lampu dan tempat yang terbatas, Minggu malam (5/8). Foto: Ist/LOMBOK POST

jpnn.com - Dokter Putri, dan semua dokter malam itu, layak disebut pahlawan medis. Dokter Putri berbagi kisah, haru-biru bekerja di malam yang penuh dengan jerit tangis.

LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram

DOKTER Putri baru saja menghela nafas panjang. Perjalanan jauh dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) dengan misi sosial membantu warga di sana, membuatnya letih bukan main. Namun beberapa menit duduk di warung makan, siap-siap menyantap makanan malam, bumi tempatnya berpijak bergetar hebat.

“Iya kami hanya berniat istirahat sebentar di warung makan. Saya juga berencana langsung pulang ke rumah setelah membantu penanganan medis di KLU,” kisah Raden Roro Putri Ayu Hapsari.

Tapi gempa bermagnitudo 7,0 Sekala Richter (SR) itu membuat rasa letihnya sirna. Berubah panik seiring pekik warga yang berhamburan ke luar menyelamatkan diri.

Guncangan hebat itu seketika menjadikan Mataram dibekap duka dari segala penjuru kota. Korban-korban berjatuhan, pekik hiteris warga menyeruak memilukan.

“Kami sebisa mungkin menolong warga. Di jalan-jalan kami temui orang-orang yang digotong dalam keadaan bersimbah darah,” kenangnya.

Putri pun sebisa mungkin menolong orang dengan keahliannya di dalam mobil ambulans. Membersihkan beberapa korban yang harus dibawa ke RSUD Kota Mataram. Tapi ada satu hal yang membuat ia resah bukan kepalang. Tak ada satupun keluarga yang menyahut panggilannya dari nomor ponsel yang ia kontak.

Dokter Putri, dengan penerangan seadannya dari lampu senter di kepala, menjahit luka dahi bocah korban gempa Lombok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News