Doktor Teguh

Oleh: Dahlan Iskan

Doktor Teguh
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Banyak prosedur yang harus dilakukan. Harus kirim tim untuk menganalisis persoalan.

Baca Juga:

Tidak ada jalan? "Begitu banyak insinyur di PLN. Ribuan. Masak tidak ada satu pun yang bisa memperbaikinya." Anda tahu siapa yang marah itu.

Maka dikumpulkanlah daftar insinyur mesin yang dianggap menonjol. Malam itu juga harus ditemukan. Semua dihubungi. Diberi tantangan.

Ternyata ada satu anak muda yang tertantang. Namanya: Teguh Widjajanto. Dia alumni teknik mesin Universitas Brawijaya. Ayahnya tentara tetapi pangkat rendahan.

Waktu itu Teguh sebagai karyawan anak perusahaan PLN –PJB (PT Pembangkitan Jawa Bali). PJB sekarang sudah diubah namanya menjadi Nusantara Power –bersaing dengan anak perusahaan PLN lainnya: Indonesia Power.

Teguh pun pagi itu juga diterbangkan ke Medan. Rotor turbin itu bermasalah. Letak rotor adalah di bagian paling dalam sebuah turbin. Untuk memperbaikinya turbin harus dibongkar total. Dipreteli. Itulah sebabnya mengapa perlu waktu 3 bulan.

Itu tidak mungkin. Terlalu lama. Mana tahan. Padam seharmal saja ributnya sudah seperti greenflation. Apalagi tiga bulan.

Teguh merenung di dekat turbin. Memang harus dibongkar. Penutup turbin harus dibuka. Lalu turbinnya diangkat pakai crane. Teguh memikirkannya: turbin ini punya masalah di balancing.

Sudah lebih 13 tahun saya ingin berjumpa orang ini: tidak kesampaian. Dia begitu sibuk. Saya juga terlibat begitu banyak urusan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News