Donald Wahyudi

Oleh Dahlan Iskan

Donald Wahyudi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Beliau memang hebat. Baru kali ini ada rektor dipilih secara aklamasi. Namun beliau bukan dokter, apalagi ahli Covid.

Saya ingin diskusi langsung dengan dokter Purwati. Namun, rupanya, dokter Purwati sengaja ''disembunyikan''. Agar tidak menjadi sasaran heboh.

Rektor menjadikan diri sebagai perisai. Rektor mengambil alih tanggung jawab itu. Maka saya pun tidak pernah menulis heboh-heboh itu.

Jiwa saya terbelah. Di satu sisi saya ingin memberikan apresiasi yang tinggi pada Unair dan pada dokter Purwati. Kalau obat cocktail itu ampuh, itulah jasa universitas kita yang  terbaik di bidang Covid.

Di sisi lain saya mendukung kehati-hatian lembaga pengawas obat dan makanan itu. Lalu saya melupakan penemuan Unair itu –sambil tetap jengkel ke dokter Purwati.

Sampailah saya membaca penemuan obat cocktail oleh sebuah perusahaan Amerika. Saya pun kembali teringat Unair dan dokter Purwati.

Ternyata Amerika pun memikirkan obat Covid yang sifatnya cocktail –mencampur/mengombinasikan beberapa obat yang sudah ada.

Bahkan seorang presiden Amerika, Donald Trump, langsung mencobanya. Biarpun belum diproses oleh lembaga pengawas obat dan makanan di sana.

Saya sulit menyimpulkan apakah cocktail temuan Unair dan dokter Purwati ini hebat atau tidak. Kalau hebat, lebih hebat mana yang diminum Wahyudi ini dengan yang diminum Donald Trump

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News