Dongkrak Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Alsintan

Dongkrak Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Alsintan
Kementan mengoptimalkan alsintan untuk mendongkrak produksi pertanian. Foto: Kementan

Optimalisasi alsintan memungkinkan lahan suboptimal yang jumlahnya sangat besar dapat dimanfaatkan dengan baik dan mampu memberikan solusi kekurangan lahan pertanian.

Hal itu terjadi di Kabupaten OKI (Sumsel), Jambi dan berbagai daerah di Kalimantan.

Optimalisasi alsintan terutama traktor roda dan roda empat memungkinkan petani di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, lebih produktif.

Petani di sana bisa panen tiga kali setahun atau IP 3 meningkat dari sebelumnya IP hanya 1,00 sampai 1,50. 

Peningkatan jumlah panen ini meningkatkan produktivitas lahan dari 4,5 ton per hektare per tahun menjadi sembilan ton GKG per hektare per tahun ditambah palawija berbagai jenis.

Optimalisasi alsintan memungkinkan petani dapat mengurangi biaya operasional. Selain itu, mengurangi ketergantungan kepada tenaga kerja pertanian yang sekarang sudah semakin sulit dicari sebagaimana dilakukan petani di di Gorontalo.

Menurut Kadis Pertanian Provinsi Gorontalo Mulyadi Mario, selama ini petani harus mengeluarkan dana Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hektare untuk sewa alsintan.

Pemakaian alsintan menurut petani di Kelompok Tani Rimbo Mutuih Korong Kampuang Baru, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariama juga berhasil meningkatkan produksi karena penggunaan combine harvester mengurangi jumlah bulir padi yang terbuang.

Pemerintah telah membagikan alat dan mesin pertanian (alsintan) prapanen kepada petani untuk mendongkrak produksi padi, jagung, dan kedelai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News