Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi

Donor Datang Tengah Malam pun Langsung Operasi
STANDBY - Tim dari RSUD dr Soetomo ketika sedang berdiskusi dengan dr Zhang Jian Jun (Wakil Direktur) yang duduk di depan komputer. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.

Kesulitan dokter bedah menjadi sempurna ketika nanti ternyata pembuluh darah yang ke liver sudah mengalami trombosis (penyumbatan). Ahli bedah digestif dari Surabaya yang selama di OOTC sangat rajin bertanya, dr Iwan Kristian SpB-KBD (bukan dr Iwan Setiawan seperti tertulis kemarin, maaf) lantas mengajak saya ke dinding samping meja operasi, di mana hasil CT-scan pasien dipampangkan.

Di situ terlihat bahwa pasien tersebut sudah pernah menjalani beberapa kali pembakaran kanker (TACE). Persis seperti Pak Dahlan Iskan, sebelum transplantasi. Selain itu, pasien ini pernah menjalani tindakan pengikisan kanker yang dikenal dengan istilah ablasi. Itu terlihat dari tepian livernya yang sudah tidak utuh lagi, alias cuwil di beberapa bagian.

Jadi, secara medis, sebenarnya pasien ini sudah sangat parah dan tidak layak ditransplantasi karena chance-nya untuk berhasil sudah sangat tipis. Terlepas dari diskusi itu, saya lantas bertanya sendiri dalam hati. Mengapa tim dokter OOTC masih mentransplan pria setengah baya itu kalau memang tingkat keberhasilannya untuk bertahan hidup tinggal sedikit" Ini bisnis atau karena mereka memang mampu mengatasi problem itu" Pertanyaan ini akan saya carikan jawabnya.

Sampai menjelang tengah malam, tepatnya pukul 23.00 waktu setempat, saya belum melihat ada tanda-tanda liver donor tiba. Karena itu, saya memutuskan kembali ke hotel.

Selain melihat proses transplantasi dengan donor hidup, tim RSUD dr Soetomo Surabaya mempelajari transplantasi dengan donor cadaver alias mayat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News