Dorong Penguatan Ekonomi Berbasis Pertanian di Entikong

Dorong Penguatan Ekonomi Berbasis Pertanian di Entikong
Sekretaris Barantan, drh Sujarwanto dan Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas saat melakukan pembahasan program pembangunan pertanian di kantor Karantina Entikong pada Jumat (2/11/2018). Foto: Humas Kementan

Potensi lahan budidaya, khususnya pertanian yang besar ini masih sangat memerlukan dukungan penuh pemerintah pusat. Pasalnya meski memiliki potensi lahan luas, lahan pertanian di Kabupaten Sanggau masih terkendala pada produktifitas dan kualitas hasil panen yang masih sangat rendah.

“Malah bisa dikatakan setiap tahun hasil panen komditas pertanian selalu turun dari tahun ke tahun, dikarenakan gangguan hama dan penyakit tumbuhan. Belum lagi soal saprodi, pupuk dan benih yang harganya sangat mahal," papar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sanggau H John Hendri.

Kepala Stasiun Karantina Kelas 1 Entikong, drh Yongky Wahyu Setiawan menyatakan ada 52 jalur ilegal di perbatasan Entikong yang merupakan wilayah Kabupaten Sanggau. Jalur ilegal ini belum dapat diawasi karena keterbatasan SDM, sarana prasarana serta wilayah yang cukup sulit. "Ini satu masalah yang besar yang menjadi fokus kami dari Karantina Entikong bersama dengan aparat keamanan," kata Yongki.

Yongki menambahkan Potensi ancaman tidak saja terhadap masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan dan tumbuhan yang menjadi tusinya namun juga ancaman pada kejahatan lintas negara, pembalakan liar, pemancingan ilegal, perdagangan manusia, penyelundupan ekonomi, peredaran narkotika, pergerakan teroris dan konflik sosial budaya.

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Entikong Wigrantoro Giri Pratikno menamhkan bahwa pihaknya pernagh melihat ke Sirian bahwa disana ada pasar kaget di hari Sabtu dan Minggu, penjual di Sirian mayoritas adalah warga Indonesia, maka dari itu Entikong juga miliki potensi sebagai destinasi wisata.

Menurutnya, Entikong harus dibenahi dan dibangkitkan agar dapat pasar modern untuk produk pertanian dan perikanan sekaligus wisata.

“Hal ini tentunya dapat memberdayakan sumber daya manusia di wilayah perbatasan, menjadi daya tarik masyarakat Malaysia untuk berbelanja kebutuhan pangan ke Indonesia," tambah Wigrantoro.

Pertemuan yang dilanjutkan dengan tinjauan ke wilayah kerja Aruk turut dihadiri oleh Kepala Sub Direktorat Kelembagaan Pertanian Bappenas Zulfriandi. Dari hasil diskusi, tim Bappenas segera menyusun dan mengusulkan program penguatan ekonomi lokal diperbatasan Entikong. Fokus pembangunan disepakati pada basis pembangunan pertanian.

Kawasan perbatasan negara menjadi sangat startegis untuk dijaga. Penjagaan tak cukup dengan tugu perbatasan dan slogan belaka melainkan perlu bentuk konkret.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News