Dosis Tinggi dan Rentan Kadaluarsa

Dosis Tinggi dan Rentan Kadaluarsa
Dosis Tinggi dan Rentan Kadaluarsa
Perempuan yang menjabat kepala BPOM sejak awal 2010 itu lantas menerangkan kondisi riil dalam praktek pengolahan obat tradisional nakal ini. Kustantinah menuturkan, rata-rata perodusen rumahan yang memproduksi obat tradisional ini mencapur seenak perutnya sendiri bahan kimia obat. "Mereka sama sekali tidak ahli dalam meracik obat sesuai dosis. Pokoknya asal campur saja," jelas mantan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan itu.

Celakanya, hampir di seluruh obat tradisional yang nakal tadi, ditemukan kandungan bahan kimia obat dengan dosis tinggi. Kustantinah khawatir, masyarakat pengkonsumsi obat tradisional yang telah dicampur bahan kimia obat dengan dosis tinggi ini bisa overdosis. Apalagi ia mengakui jika segala obat-obatan, apalagi yang kimia, sejatinya adalah racun bagi tubuh.

Kustantinah menjelaskan, produsen nakal yang mencampur bahan kimia obat dengan dosis tinggi bukan tanpa alasan. Ulah para produsen nakal ini disebabkan karena perilaku masyarakat awam yang pingin cepat sembuh setiap didera penyakit. "Sudah tidak bisa dipungkiri, jika obat yang ces pleng itu paling laris," kata dia. Nah, untuk meracik obat tradisional yang cespleng ini, produsen nakal tadi mencampur bahan kimia obat dalam dosis tinggi.

Menurut Kustantinah, memang setelah mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat dosisi tinggi bisa merasa cepat sembuh. "Tapi ingat, yang hilang itu hanya gejala penyakitnya saja," kata dia. Kustantinah mencontohkan, setelah minum obat tradisional seorang penderita rematik sudah tidak merasa linu di bagian lutut. Dia menegaskan, linu memang bisa hilang. Tapi rematiknya tetap ada.

JAKARTA - Kajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap obat tradisional yang dicampur bahan kimia obat menunjukkan hasil yang mencengangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News