Doyan Pamer, Kaum Supertajir Iran Dibenci Masyarakat

Doyan Pamer, Kaum Supertajir Iran Dibenci Masyarakat
Sasha Sobhani, salah satu orang supetajir yang dibenci masyarakat Iran. Foto: Instagram

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, Iran memang lebih ekstrem mengomentari kalangan crazy rich yang suka pamer. Apalagi, saat ini negara yang dipimpin Presiden Hassan Rouhani itu mengalami krisis ekonomi. Pemberlakuan kembali sanksi AS mengakibatkan kurs mata uang Iran lemah. Semakin hari semakin banyak saja jumlah penganggur di sana.

''Saat-saat seperti ini kebencian terhadap korupsi, nepotisme, dan mereka yang tidak sensitif terhadap krisis ekonomi melonjak,'' ujar Reza Akbari, pakar politik Iran di Institute for War and Peace Reporting.

Masyarakat Iran punya banyak istilah untuk para crazy rich di sana. Yang paling terkenal adalah aghazadeh alias keturunan bangsawan. Istilah tersebut dipakai karena eksekutif muda di Iran biasanya adalah anak cucu para pemimpin yang mendapat kemudahan di segala aspek hidup.

Istilah yang lain adalah good genes. Istilah tersebut bermula dari pernyataan Hamid Reza Aref, pebisnis dan putra mantan Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Aref. Ketika ditanya kunci sukses dalam sebuah wawancara pada 2017, dia menyebutkan bahwa genetik yang bagus membuatnya berhasil.

Tagar itu pun dipakai untuk menyindir keturunan penguasa Iran. Misalnya, saat Kambiz Mehdizadeh terpilih sebagai kepala Lembaga Survei Geologi. Pria 33 tahun yang merupakan menantu Rouhani itu sebelumnya adalah staf ahli Kementerian Energi Iran.

''Tampaknya, dia (Rouhani) hanya ingin memuaskan orang-orang dekatnya saja,'' cuit salah seorang pengguna Twitter. Dua hari setelah pelantikan itu Mehdizadeh mengundurkan diri.

Kalangan crazy rich di Iran memang tidak malu-malu pamer kemewahan. Buktinya, ada akun Rich Kids of Tehran (RKOT) yang rutin memamerkan kehidupan glamor anak-anak atau cucu-cucu para pesohor dan politisi Iran. (bil/c4/hep)


Di banyak negara, embel-embel crazy rich membuat penyandangnya panen decak kagum atau tatapan iri masyarakat luas. Namun, tidak demikian halnya dengan di Iran


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News