DPR Minta Buku Pedoman Guru Madrasah Dicabut

Sebut Berhala adalah Kuburan Para Wali

DPR Minta Buku Pedoman Guru Madrasah Dicabut
DPR Minta Buku Pedoman Guru Madrasah Dicabut

Pihak Kemenag sendiri kemarin telah melakukan klarifikasi. Direktur Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag, Nur Kholis Setiawan mengakui adanya kesalahann penulisan yang terjadi dalam buku pedoman guru MTS itu.

Ia mengatakan, penulisan kalimat yang tertera di halaman 14 buku SIK tersebut murni ketidaksengajaan. Kesalahan itu menurutnya, disebabkan ketidakhati-hatian dan kekurangcermatan pada proses proof reading pada halaman tersebut.

Atas kejadian ini, ia mengaku paling bertanggung jawab dan siap diberi sanksi jika memang diperllukan. Nur Kholis juga meminta maaf pada pihak-pihak yang tidak berkenan atau merasa tersakitti atas kekeliruan redaksional tersebut.

"Kami sekaligus memohon maaf sebesar-besarnya, jika telah menyinggung siapapun. Kami tidak pernah sedikitpun terbersit untuk menyakiti ormas tertentu atau umat islam atau pemeluk agama lain," jelasnya.

Nur Kholis menuturkan, saat ini buku-buku tersebut telah ditarik dari peredaran oleh Kantor Wilayah Kemenag setempat. Dikatakannya, bahwa buku yang seharusnya tercetak sebanyak 15.200 eksemplar itu masih belum keseluruhan diterbitkan. Hal ini kemudian cukup membantu dalam proses perbaikan.

"Buku telah ditarik. Kami akan mengganti buku-buku tersebut setelah dilakukan perbaikan. Distribusi paling labat dalam waktu 20 hari," ungkapnya.

Kesalahan ini diketahui setelah Kepala Sekolah MTs Irsyaduth Thulab, Demak, Faiq Aminuddin mengadu ke Nahdlatul Ulama (NU) terkait kata-kata yang tidak sesuai di halaman 14 tersebut.

Dalam suratnya, Faiq menuturkan bahwa pemberian contoh yang menyebut berhala sekarang adalah kuburan para wali sangat tidak sesuai dengan ajaran yang dianut oleh warga NU. Karenanya, ia meminta buku tersebut untuk dikaji ulang dan direvisi. (mia)


JAKARTA - Peredaran buku panduan guru untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menuai banyak kritikan. Pasalnya, dalam buku yang diperuntukkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News