DPR: Pemerintah Sudah Berusaha Hilangkan Kesenjangan Sosial

DPR: Pemerintah Sudah Berusaha Hilangkan Kesenjangan Sosial
Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR Bambang Soesatyo usai membayarkan zakat melalui BAZNAS di Istana Negara, Senin (28/5). Foto: DPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan salah satu tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih adanya kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

Walaupun DPR dan pemerintah sudah berikhtiar sekuat tenaga untuk menurunkan angka kesenjangan sosial, tetapi kenyataan di masyarakat kesenjangan masih tetap ada.

“Berbagai upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial telah dilakukan, baik oleh DPR maupun pemerintah. Misalnya, dengan memperluas lapangan kerja, menurunkan kemiskinan serta pemberdayaan UMKM. Tapi, tak cukup hanya DPR dan pemerintah saja yang bergerak. Semua pihak juga harus terlibat dalam mengatasi kesenjangan di masyarakat,” ujar Bamsoet saat menghadiri acara Berbagi Bersama Forum alumni HMI Wati (Forhati) di Masjid Jami Al Jihad, Jakarta Utara, Senin (04/06).

Politikus Partai Golkar ini menjelaskan, berbagai program telah dilakukan Presiden Jokowi untuk mengentaskan kemiskinan.

Misalnya, program bantuan sertifikat tanah gratis untuk masyarakat yang tidak mampu, kartu Indonesia Pintar untuk bidang pendidikan, kartu Indonesia Sehat untuk bidang kesehatan, kartu Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai untuk bidang sosial.

Bahkan, jumlah penerima bantuan keluarga harapan meningkat tajam dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga.

“Untuk pemberdayaan UMKM, ada bantuan Kredit Usaha Rakyat, pinjaman dana bergulir, bantuan akses pemasaran dan program-program pelatihan. Itu semua adalah ikhtiar yang dilakukan DPR dan pemerintah untuk mengangkat nasib saudara-saudara kita yang miskin, supaya kesenjangan di masyarakat semakin mengecil," jelas Bamsoet.

Bamsoet menuturkan, selain bantuan tunai kepada masyarakat, juga diperlukan memperbanyak kegiatan yang bersifat pemberdayaan masyarakat.

Jumlah penerima bantuan keluarga harapan meningkat tajam dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News