Drone Kamikaze

Oleh: Dahlan Iskan

Drone Kamikaze
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia minta agar drone dikembangkan besar-besaran di Taiwan. Sebagai alat pertahanan. Untuk melawan Tiongkok nanti –kalau Taiwan diserang.

Tentu itu telat sekali –mungkin lebih baik telat daripada telat sekali.

Tiongkok adalah negara drone. Pun untuk mengawasi siapa yang tidak pakai masker: pakai drone –di zaman Covid ini.

Sukses Tiongkok mengendalikan Xinjiang –provinsi dengan penduduk Islam terbesar– juga pakai jasa drone. Apalagi di dunia pertanian –mulai dari pemupukan sampai memonitor pertumbuhan tanaman.

Meski fenomena drone terlihat belum lama, kata drone sendiri sudah dipakai sejak tahun 1935. Yakni ketika Abraham Karem menemukannya.

Abraham lahir di Baghdad, Iraq. Waktu remaja ia pindah ke Israel –ia keturunan Yahudi. Ia sekolah di Israel sampai lulus universitas. Ia mengambil mata kuliah teknologi penerbangan –sesuai dengan hobinya sejak kecil.

Maka Abraham Karem disepakati sebagai ''Bapak Drone''. Ia masih hidup. Kini tinggal di Amerika Serikat.

Wang juga punya hobi pesawat sejak kecil. Ia kini berumur 41 tahun. Menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Sedang Abraham, kini 84 tahun, tetap jadi ilmuwan –masuk lingkaran ilmuwan elit di Amerika.

PEMENANG perang di Ukraina, untuk sementara, sudah diketahui: drone. Berarti, pemenang sebenarnya adalah ini: DJI, perusahaan drone di Shenzhen, Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News