Dua Hal yang 'Ditakuti' Pemerintah Dari FPI dan Habib Rizieq
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai ada dua hal yang membuat pemerintah kurang nyaman dengan Front Pembela Islam (FPI) dan Imam Besarnya Habib Rizieq Shihab (HRS).
Pertama, narasi politik yang dilontarkan orang-orang FPI termasuk HRS selama ini terkesan agresif verbal.
"Misalnya memunculkan istilah NKRI Bersyariah, itu tentu membuat pemerintah tak nyaman," ujar Adi kepada jpnn.com, Kamis (10/12).
Istilah-istilah lain yang kerap digunakan juga membuat pemerintah tidak nyaman antara lain thogut dan kafir.
"Saya kira itu dua istilah yang cukup buruk dalam pandangan politik Islam," ucap dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini kemudian menyebut hal kedua yang mungkin membuat pemerintah tidak nyaman dengan FPI, yakni dari segi mobilisasi massa.
"Dari segi gerakan massa, suka tidak suka, FPI mampu melakukan mobilisasi politik jalanan. Reuni-reuni 212 itu aktor mobilisatornya teman-teman simpatisan FPI dan tokoh yang dikenal dekat dengan FPI. Jadi, dua hal ini yang sepertinya membuat pemerintah khawatir," katanya.
Menurut Adi, gerakan jalanan yang digerakkan simpatisan maupun tokoh yang dekat dengan FPI dan Habib Rizieq, bukan gerakan biasa.
Bang Adi memprediksi ada dua hal yang mungkin membuat pemerintah kurang nyaman dengan FPI dan Habib Rizieq Shihab selama ini,
- 5 Tuntutan 3 Ormas Islam, Nomor 2 Meminta 8 Hakim MK Tobat
- Inilah 23 Amicus Curiae yang Dipertimbangkan MK, Ada dari Habib Rizieq, Megawati, dan Reza Indragiri
- Pengamat: Kesaksian 4 Menteri di MK Mematahkan Narasi Penyalahgunaan Bansos Menjelang Pemilu 2024
- MK Tolak Gugatan Pilpres 2004-2019, Pengamat: Yang Kalah Harus Legawa
- Adi Prayitno: Jangan Suuzan soal Lonjakan Suara PSI
- Habib Rizieq Siap Lindungi Aksi Mahasiswa dari Gangguan Preman