Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus

Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
Menko Hatta Rajasa dan Deputi PM Irak Hussein, menyaksikan penandatangan MoU bidang energi, antara Wamen ESDM RI dan Wamen Energi Irak, di Bagdad. Foto: Don Kardono
Paling enak itu adalah “nggak tahu”, “nggak dengar” dan “nggak ngeri.” Karena, ketidaktahuan itu membuat kita tidak merasa takut! Lha apa yang ditakutkan? Wong, tidak tahu sedang terjadi apa? Begitu pun sebaliknya, makin tahu, makin waspada, makin takut, bahkan bisa jadi paranoid.

 

Itulah pengakuan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, begitu naik di pesawat Royal Jet, di Bagdad International Airport, pukul 22.00 semalam. Dia tidak langsung duduk di kursi. Dia hanya geleng-geleng kepala dan berjalan-jalan di kabin. Rupanya, dia masih menahan rasa galau, sejak empat bom diledakkan teroris persis di dekat Green Zone, ibu kota Irak. Bagdad betul-betul Kota 1001 Bom.

“Ini pengalaman bilateral meeting yang paling mengesankan (baca: mencekam, red). Saya berusaha menahan diri, untuk tidak panik, tidak takut, meskipun lantai bergoyang-goyang, lampu listrik mati sekitar 5 menit, kaca-kaca bergetar keras, dan suara ledakan bom itu terasa begitu dekat! Saya teruskan saja. Tetap concern pembicaraan poin-poin penting,” aku Hatta Rajasa.

Keresahan Hatta itu tidak dia pertontonkan saat acara kenegaraan tersebut. Bahkan, saat press conference ditanya wartawan, bagaimana dengan situasi dan keamanan Bagdad, dia ikut menimpali. “Saya kira aman! Kalau tidak aman, tidak mungkin pemerintah RI menempatkan Pak Dubes Safzen Noerdin dan seluruh staf KBRI di ibu kota Irak ini,” jawabnya, membesarkan hati Deputi Perdana Menteri Irak Dr Hussein Al Shahristani.

Paling enak itu adalah “nggak tahu”, “nggak dengar” dan “nggak ngeri.” Karena, ketidaktahuan itu membuat kita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News