Dua Kelompok Laporkan Jokowi ke Bareskrim, Bang Emrus: Lemah

Dua Kelompok Laporkan Jokowi ke Bareskrim, Bang Emrus: Lemah
Pengamat politik Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing ikut menyoroti peristiwa kerumunan massa saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Maumere, Sikka, NTT yang terjadi pada Selasa (23/2) yang berujung pelaporan ke Bareskrim Polri, namun tak direspons polisi.

Emrus pun menyampaikan pendapatnya setelah mengikuti dan menyimak peristiwa kerumunan massa saat kunjungan Jokowi itu melalui berbagai sumber dari sejumlah media.

"Kejadian tersebut menurut saya sebagai seorang komunikolog, sama sekali bukan sepengetahuan dan keinginan presiden," kata Emrus kepada JPNN.com, Sabtu malam (27/2).

Hal tersebut menurutnya jelas tergambar dari perilaku komunikasi non-verbal Presiden Jokowi.

Dengan memakai masker, Jokowi terlihat menggerak-gerakan tangannya ke arah maskernya, sebagai simbol komunikasi non-verbal yang dapat dimaknai dan bertujuan mengingatkan sekelompok masyarakat yang ada di lokasi agar tetap menggunakan masker.

"Dari simbol non-verbal tersebut, sangat jelas bahwa presiden memberi teladan kepada masyarakat agar tetap dan taat menggunakan protokol kesehatan dalam rangka menghindari penyebaran Covid-19," jelas Bang Emrus.

Pihaknya juga menilai tindakan melaporkan Presiden Jokowi ke Bareskrim Polri terkait kerumunan massa di NTT itu juga berlebihan.

Menurut dia, pihak-pihak yang melaporkan itu belum melihat secara jeli simbol non-verbal dari presiden yang mengandung makna mendalam.

Isu Jokowi dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait kerumunan massa di Maumere, NTT masih terus bergulir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News