Dua Mata

Oleh: Dahlan Iskan

Dua Mata
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mirza Mirwan
Tentang Lyubov Polezhay, wanita berambut blonde yang fotonya dimuat Disway di atas. Ia tidak sekadar punya hubungan khusus dengan Viktor Yanukovich, tetapi memang "vnutrishniy partner"-nya -- teman kumpul kebonya. Sebelum dilengserkan dan lari ke Krimea, Yanukovich dan Lyubov tinggal di perumahan mewah di Mezhyhirya di utara Kyiv -- kayak Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, di mana Trump tinggal. Bersamanya tinggal pula Mariia, gadis cilik, putri Lyubov. Tetapi, dari piagam penghargaan dari sekolahnya untuk Mariia, di situ tertulis "Mariia Polezhay". Berarti bukan anak Lyubov dengan suami sebelumnya, yang nama belakangnya Polezhay. Kenapa Yanukovich terpikat pada Lyubov? Nah, ini kalau menggunakan logika Bung Leong Putu, eh, Mbah Mars, eh, bukan juga, logika Eyang Subur, karena Lyubov 25 tahun lebih muda ketimbang Lyudmila, isteri Yanukovich yang setahun lebih tua. Di tahun 2014 dulu Yanukovich 63 tahun, Lyudmila 64, sedang Lyubov baru 39 tahun. Mungkin hubungan Yanukovich sudah terjalin sejak sebelum jadi presiden. Taruhlah, sejak usia awal 30-an.

Aju Y
Ikan bandeng, makan kawat orang ganteng, numpang lewat

Saridin
Saya belum pernah ke Eropa timur (Kecuali nanti diajak Abah liputan ke sana). Tapi, nampaknya memang di -sebagian- Eropa Timur, isu etnis menjadi salah satu alat yang paling efektif dalam pertarungan politik. Contoh paling populer adalah Yugoslavia, yang sekarang jadi 7-8 negara mini. Bahkan di Bosnia Herzegovina, negara yang hanya sedikit lebih besar dari Jawa timur tanpa Madura, dengan penduduk yang hanya 3,5 jt an, Presiden nya harus dijabat 3 orang perwakilan etnis yang ada disana: Serbia, Kroasia, dan Bosniak-Muslim. Bayangkan kalau Indonesia harus memiliki 300 lebih pejabat Presiden mewakili etnis. Dan Ketua Pejabat Presiden nya bergantian, bisa2 dalam 5 tahun menjabat Ketua Presiden hanya 5 hari. Dan sepertinya, Ukraina juga demikian. Terlanjur terbelah antara Ukrainian dan Russian-Ukrainian. Kalau sudah begini, hampir pasti ujung-ujungnya adalah solusi 2 negara. Maka, beruntung lah kita, Bangsa Indonesia. Yang memiliki sejarah Majapahit, dan Bhinneka Tunggal Ika. Filosofi bangsa yang sekarang kita merasa tak merasakan faedahnya. Tapi, jika tanpa sejarah Majapahit dan Filosofi Bhineka tunggal Ika, negara ini bisa jadi beberapa negara mini. Mungkin sampai puluhan. Maka, kita pantas bersyukur. Apalagi, Disway National Network menjadi salah satu benang pengikat negara yang luas dan multietnis ini.

*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id


Berita Selanjutnya:
Butet Suci

Rusia kini seperti manusia jagoan yang sempurna: punya dua mata. Putin di Utara dan Kadyrov di Selatan.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News