Duh, Nasib Media Online

Duh, Nasib Media Online
Foto: Mashable

Gigaom adalah situs berita teknologi milik True Ventures yang sudah beroperasi sedari awal booming-nya media online. ”Bisnis iklan online selalu tidak bisa diprediksi dan belakangan menjadi kian membahayakan,” ujarnya. 

Di samping pendapatan dari iklan online yang tidak pasti, Malik mengatakan bahwa kunjungan ke situs-situs media online juga semakin turun. Itu jauh berbeda dengan satu dekade lalu, saat semua orang di seluruh penjuru dunia keranjingan berita online. 

Kemajuan pesat teknologi ternyata justru membuat bisnis iklan online rugi. Setidaknya itu yang dipaparkan Malik. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman, banyak muncul sistem otomatis yang mampu memblokir iklan atau menutup iklan yang muncul tiba-tiba. Semua itu jelas menghambat perkembangan iklan di koran digital atau blog informatif semacam blog berita. 

Tapi, sebenarnya, di balik kemajuan teknologi dan kemutakhiran sistem di dunia maya, ada hal lain yang lebih membahayakan bisnis online, yakni perilaku masyarakat. 

Dewasa ini ada peralihan penggunaan internet dari model situs (di komputer atau laptop) ke model ponsel. Di ponsel, aplikasi yang bersifat hiburan dan jejaring sosial menjadi primadona. Maka, para penikmat berita pun berubah menjadi penikmat hiburan. 

Perubahan sistem dari komputer ke ponsel itu membuat sumber pendapatan pebisnis media online semakin tidak jelas.

”Perubahan demi perubahan itu membuat kami semakin paham bahwa manusia memang tidak bisa menggariskan takdir mereka,” ungkap Scott Rosenberg. 

Pebisnis yang ikut membidani lahirnya Salon sebelum hengkang pada 2007 itu menyebut tuntutan zaman sebagai tantangan terbesar bisnis online. ”Pengguna ponsel lebih suka me-refresh social media dan aplikasi untuk mendapatkan informasi atau berita terbaru daripada mengunjungi situs berita itu sendiri,” lanjut Rosenberg. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News