Duka Keluarga Korban Pembunuhan yang Belum Terungkap

Sejak kepergian Ambok, Tanre sempat terlarut dalam kesedihan yang mendalam dan susah untuk beraktivitas. Hingga akhirnya ia sadar untuk terus mengasihi dan membesarkan kedua anaknya, yakni Ikmal, 10, dan si bungsu Armelita yang berusia empat tahun.
Ia lantas mencari nafkah sebagai penjahit. Dulunya, ia berkebun kemangi di kebun seluas setengah hektare yang merupakan peninggalan Ambok. Belakangan, hasil usahanya tersebut berkurang, disebabkan Tanre yang sibuk mencari pembunuh suaminya bersama pihak kepolisian.
"Dulu hasil kebun itu saya jual ke pasar, tapi sudah berkurang karena pergi ke sana-sini mencari informasi. Jadi sekarang saya menjahit saja," ujar wanita 31 tahun ini.
Selain pelaku pembunuhan, bagi Tanre, potongan kepala Ambok merupakan yang utama. Ia mengaku sedih saat menguburkan jasad Ambok tanpa disertai kepala. Bahkan, kondisi itu sendiri belum diketahui ke dua anaknya.
"Saya tidak bisa menjelaskan kepada anak-anak. Hanya mereka tahu ayahnya pergi selamanya dan meninggalkan satu foto," terangnya lirih.
Bagi Tanre, Ambok merupakan sosok pemimpin yang hebat bagi kedua anaknya. Ambok juga dikenal orang yang humoris. Kehadirannya di tengah keluarga selalu menimbulkan keceriaan.
"Orangnya paling suka becanda. Hari-hari dengan anak selalu bercanda," kenangnya.
SEBANYAK tujuh kasus pembunuhan di Batam belum berhasil diungkap polisi. Keluarga menunggu dalam ketidakpastian. Termasuk keluarga Ambok Maik dan
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu