Dukungan Militer Bukan Indikator Negara Kuat

Dukungan Militer Bukan Indikator Negara Kuat
Dukungan Militer Bukan Indikator Negara Kuat
Kekuatan rakyat, kata Fahri lagi, adalah kekuatan utama dalam tipikal negara yang kuat dan berdaulat. Kekuatan rakyat bukanlah ancaman, melainkan modal utama bagi kekuatan negara. "Ancaman yang sesungguhnya adalah tatkala rakyat itu lemah di hadapan negaranya sendiri maupun dari pihak luar," imbuhnya.

Ditegaskan Fahri, subordinat kepentingan rakyat oleh kepentingan negara adalah pelemahan eksistensi negara itu sendiri, sebab negara lahir atas restu dan dukungan rakyat. "Rakyat yang kuat dan berdaulat, tanpa didukung oleh penyelenggara negara yang berkualitas, hanya menyisakan konflik yang pada akhirnya meruntuhkan legitimasi negara," katanya lagi.

Salah satu faktor penentu kemajuan dan kesejahteraan rakyat itu, kata Fahri, adalah pasar sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan rakyat, yang semestinya diciptakan dalam lokus kebersamaan yang dijamin oleh negara untuk didistribusikan kepada seluruh individu dan ditempatkan dalam lokus yang mandiri. Di mana mandiri di sini, artinya lepas dari penguasaan pihak-pihak yang berpotensi menguasainya, karena pasar adalah milik bersama.

"Kemandirian tidak berarti pasar tidak layak diintervensi. Tatkala pasar semakin jauh melenceng dari fungsi peran dan tujuannya, maka wajib bagi negara untuk mengintervensi atas dasar kepentingan rakyat, karena negara dan pasar yang kuat adalah harapan bagi rakyat yang berdaulat," pungkas Fahri. (fas/jpnn)

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Fahri Hamzah mengatakan, kuatnya suatu negara tidak ditandai


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News