Dulu Dicibir, Kini Kakinya Sampai Bengkak Layani Pelanggan

Dulu Dicibir, Kini Kakinya Sampai Bengkak Layani Pelanggan
Yundi, sang bartender jalanan, bersama barang dagangannya. Foto: AGUS FATARONI/RADAR SAMPIT

”Awalnya saya sudah berdagang di Jalan Yos Sudarso, tetapi karena ada tawaran pekerjaan lain, akhirnya barang dagangan saya berikan kepada pelanggan secara gratis dan saya berhenti berdagang,” katanya.

Yundi juga sempat sempat menjadi nelayan lokal. ”Namun, karena resiko sebagai nelayan cukup tinggi karena adanya binatang buas seperti buaya, akhirnya saya membuka lagi jualan tersebut,” ujar ayah dari dua orang anak ini.

Yundi yang biasa disapa Maskot ini termasuk orang yang senang membuat penasaran. Bisa dilihat dari nama lapak yang dibuatnya, yaitu ”Bara Bere”.

Bukan hanya nama yang membuat orang tertarik. Lapak yang terbuat dari kayu tersebut banyak dihiasi dengan lampu warna-warni bak lampu diskotek.

Selama menjalani usahanya, menurut Yundi, tak sepenuhnya mulus. Dia harus bekerja keras sepanjang hari.

”Saya pernah melayani pelanggan di hari libur, mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Hasilnya, kaki saya pernah bengkak, karena kebanyakan pelanggan yang datang. Inginnnya saya yang melayani, sampai para pelanggan rela menunggu saya,” ujarnya. (***/ign)


Yundi, pedagang es blender di pinggir jalanan yang dulunya dicibir karena bergaya bartender, kini dagangannya laris manis.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News