Dumbo, Gajah Kebanggaan Warga Surabaya dan Kekhawatiran Setelah Kematiannya

Dumbo, Gajah Kebanggaan Warga Surabaya dan Kekhawatiran Setelah Kematiannya
Dokumentasi - Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi saat melihat anak gajah KBS beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/HO-FPSI Surabaya)

Sehari sebelum dilaporkan mati, Dumbo terlihat lesu, kurang aktif, dan nafsu makannya menurun. Syahdan, tim dokter hewan memeriksanya.

Hasil pemeriksaan itu mengungkap Dumbo mengalami sianosis. Lidah hewan berbelalai itu membiru, sedangkan di sekitar matanya mengalami pembengkakan.

Tim dokter pun merawat Dumbo secara intensif dengan memberikan terapi cairan, obat-obatan, vitamin melalui oral, dan injeksi. Ada pula perawatan klisma untuk Dumbo agar kotoran di pencernaannya bisa keluar.

Namun, kenyataan yang ada tak sesuai harapan. Keesokan harinya, Dumbo mati akibat virus dengan nama beken herpes tersebut.

Ternyata, EEHV tak hanya menyerang Dumbo. Kakaknya, gajah bernama Gonzales, juga terserang EEHV.

Beruntung, gajah berusia 11 tahun itu kembali sehat setelah menjalani perawatan intensif.

Setelah kematian Dumbo, petugas KBS mulai mensterilkan akses menuju kandang gajah. Hal itu dilakukan untuk memberi ketenangan terhadap gajah lainnya.

“Langkah itu dilakukan atas rekomendasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim,” ujar Agus.

DUMBO adalah gajah kebanggaan KBS. Warga Surabaya pun mencintai gajah sumatra itu. Kematian Dumbo tidak hanya menyisakan duka mendalam, melainkan juga meninggalkan kekhawatiran soal penyebabnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News