Dunia Pendidikan, dari Kartini hingga Mahatma Gandhi

Oleh : Khoirunnisa, S.Sos.,M.Si, Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Dunia Pendidikan, dari Kartini hingga Mahatma Gandhi
Khoirunnisa, S.Sos.,M.Si, Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Foto: source for jpnn

Nah untuk point terakhir ini yang kita perlu perhatikan bahwa tidak semua sumber daya manusia kita memiliki kecukupan dalam semua aspek yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan penggunaan teknologi. Katakan saja misalnya tenaga pengajar yang senior karena faktor usianya, sekalipun memiliki pengalaman mengajar yang cukup namun kemampuan dalam penggunaan teknologi, terdapat beberapa kendala sekalipun hal ini hanya sedikit jumlahnya. Belum lagi, kebutuhan akan pendekatan humanistik dalam proses pembelajaran dan etika dalam pengajaran, masih perlu mendapat perhatian dan terus dilakukan peningkatan. 

Karena, pendidikan bukan hanya proses belajar mengajar belaka untuk mentransformasikan pengetahuan dan berlangsung secara sederhana dan mekanistik. Melainkan, pendidikan adalah keseluruhan yang mempengaruhi kehidupan. Proses pendidikan ini mencakup pembinaan diri secara integral untuk mengantarkan manusia pada kesempurnaan kemanusiaannya tanpa mesti terbatasi oleh sistem transformasi pengetahuan. 

Pendidikan bukan hanya kegiatan pengembangan kognitif anak didik, melainkan pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan cinta dan keberanian. Sesungguhnya menurut Freire, pendidikan ialah tindakan cinta kasih dan karena itu juga merupakan tindakan berani. Pendidikan tidak boleh membuat orang yang akan menganalisis realitas menjadi takut Kualitas yang dihasilkan dari output pendidikan sangat ditentukan oleh proses yang terjadi dalam interaksi pendidikan. Keseluruhan proses dan metode dalam pendidikan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan tersebut. Jika hanya berfokus pada penggunaan teknologi tampa pemanfaatannya, jelas hanya akan menciptakan keuntungan bagi pihak yang menguasai teknologi (pemilik teknologi), jika bukan pihak kapitalis penguasa teknologi. Mengutip yang disampaikan Marx (2004), 

"Teknologi mengungkapkan cara manusia berhubungan dengan Alam, proses produksi yang digunakannya untuk menopang kehidupannya, dan dengan demikian juga mengungkapkan cara pembentukan relasi sosialnya, dan konsepsi-konsepsi mental yang mengalir darinya." Untuk itu semoga sekalipun teknologi banyak membantu dalam kehidupan kita, setidaknya hubungan sosial dalam dunia pendidikan harus tetap terjaga. Seperti halnya  Gandhi yang hidup pada era sebelum kemajuan teknologi seperti yang kita alami saat ini, prinsip-prinsip yang dipegangnya tetap memiliki relevansi dalam memandu cara kita menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Bagi mereka yang berusaha mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan, prinsip-prinsip etika, inklusivitas, dan keberlanjutan dapat menjadi pedoman yang penting.

Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh perempuan Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah bangsa Indonesia. Lahir pada 21 April 1879 di Jepara


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News