Dunia Pendidikan, dari Kartini hingga Mahatma Gandhi

Oleh : Khoirunnisa, S.Sos.,M.Si, Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Dunia Pendidikan, dari Kartini hingga Mahatma Gandhi
Khoirunnisa, S.Sos.,M.Si, Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Foto: source for jpnn

Kartini melihat pendidikan sebagai pendorong perubahan sosial. Dengan memberikan akses pendidikan yang luas kepada perempuan, Kartini yakin bahwa mereka dapat berperan dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan setara. Melalui gagasannya mengenai pendidikan, Kartini membuka jalan bagi perubahan signifikan melalui peran perempuan pada masyarakat Indonesia. Pemikirannya yang maju dan perjuangannya untuk kesetaraan gender dan pendidikan telah meninggalkan warisan penting yang terus memengaruhi perkembangan sosial dan pendidikan di Indonesia hingga saat ini. 

Meskipun Kartini tidak hidup lama dan tidak melihat langsung hasil perjuangannya, warisannya terus menginspirasi dan memberikan dampak positif pada peran perempuan di Indonesia. Kesadaran akan pentingnya hak-hak perempuan, pendidikan, dan kebebasan terus menjadi nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat Indonesia dan menjadi sumber inspirasi bagi perempuan modern di Indonesia yang mencakup berbagai aspek yang telah memotivasi dan memberdayakan generasi setelahnya. Secara keseluruhan, warisan inspirasional Kartini tidak hanya terbatas pada masa lalunya, tetapi juga terus memberdayakan perempuan modern Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang kemandirian, pendidikan, dan kebebasan menjadi pendorong utama bagi perempuan untuk mengejar impian mereka dengan keyakinan dan tekad. 

Kemandirian, Pendidikan dan Kebebasan bukanlah milik segelintir orang yang memiliki kuasa dan derajat yang tinggi, yang oleh Kartini disebut bangsawan. Menurutnya hanya ada dua macam bangsawan, bangsawan pikiran dan bangsawan budi, sehingga derajat dan status seseorang tidak akan ada artinya tanpa memiliki pikiran dan budi.  Pikiran dan budi serta pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai moral, keberanian, dan kemandirian dalam proses pendidikan merupakan pendorong perubahan sosial.

Tantangan Baru Dunia Pendidikan di Era Transformasi Teknologi

Wajah dunia pendidikan saat ini sangat erat kaitannya dengan teknologi. Perkembangan teknologi telah membawa dampak besar pada cara kita belajar, mengajar, dan mengelola sistem pendidikan. Aspek penting antara keduanya, pendidikan dan teknologi seharusnya dapat berjalan seiring dan berkeadilan. Karena sejatintya pendidikan merupakan hak dari tuap individu yang juga menjadi kewajiban bagi negara dalam merealisasikan hak tersebut. Saat ini dunia pendidikan bertranformasi melalui teknologi. Banyaknya platform pembelajaran online, kursus daring, kelas virtual yang saat ini sering digunakan. Hal tersebut dimaksudkan guna membantu meningkatkan pengalaman belajar. Teknologi memfasilitasi pendidikan jarak jauh, memungkinkan siswa untuk mengakses pelajaran tanpa harus berada di lokasi fisik yang sama dengan pengajar. 

Walaupun teknologi membawa banyak manfaat, tetapi tantangan seperti aksesibilitas, kesenjangan digital, dan masalah keamanan juga perlu diperhatikan dalam mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan. 

Mahatma Gandhi, seorang  pemimpin revolusioner yang pemikirannya lebih banyak terfokus pada nilai-nilai moral, etika, dan keadilan sosial daripada pada perkembangan teknologi. Meskipun demikian, beberapa prinsip yang dianut oleh Gandhi bisa memiliki relevansi atau relevansi potensial terhadap penggunaan teknologi dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan, penggunaan teknologi dapat diarahkan untuk memastikan inklusivitas dan aksesibilitas pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau kurang mampu.

Gandhi memandang pendidikan sebagai sarana pemberdayaan. Teknologi dapat diarahkan untuk memberdayakan individu dengan memberikan akses ke pengetahuan, pelatihan, dan peluang pembelajaran yang setara. Dan diapun  menekankan pendekatan holistik terhadap pendidikan, yang mencakup pengembangan fisik, mental, dan moral. Teknologi dapat digunakan untuk mendukung pendekatan ini dengan menyediakan sumber daya yang mencakup aspek-aspek tersebut. 

Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh perempuan Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah bangsa Indonesia. Lahir pada 21 April 1879 di Jepara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News