DVI Akui Sulit Kenali Napi Bertato Korban Insiden Lapas Tangerang

DVI Akui Sulit Kenali Napi Bertato Korban Insiden Lapas Tangerang
Konsultan DVI Polri Operasi Kebakaran Tangerang Kombes Pol Pramujoko (paling kanan) memberikan keterangan kepada awak media di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (10/9). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Konsultan DVI Polri Operasi Kebakaran Tangerang Kombes Pol Pramujoko memberikan proses identifikasi 41 kantong jenazah yang tewas dalam insiden kebakaran Lapas Kelas I Tangerang, beberapa waktu lalu.

Tragedi kebakaran itu terjadi pada pukul 1.50 WIB, Rabu (8/9).

Menurut Pramujoko pelaksanaan identifikasi kantong jenazah korban secara teoritis tidak mengalami kesulitan.

"Semua bisa dikerjakan dengan baik dengan gampang dan secara teoritis bisa teridentifikasi," kata Pramujoko saat jumpa pers di RS Polri, Kramat Jati, Jaktim, Jumat (10/9).

Kendati demikian, dalam sisi praktis, Tim DVI tetap menemukan kendala seperti kurang lengkapnya data antemortem dan postmortem.

"Tidak lengkapnya, punya foto-foto yang khas tentang korban. Jadi, misalnya punya tato tetapi keluarga enggak punya fotonya juga," ujarnya.

Pada sisi postmortem, jenazah napi bertato ada yang tidak utuh sehingga menjadi kendala.

"Tetapi dengan kemajuan teknologi yang kami miliki dengan pemeriksaan DNA itu semua bisa teratasi," tutur Pramujoko.

Konsultan DVI Polri Operasi Kebakaran Tangerang Kombes Pol Pramujoko memberikan proses identifikasi korban bertato yang tewas dalam insiden kebakaran Lapas Kelas I Tangerang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News