Dyah Roro Dorong Rapid Test Massal Memasuki New Normal

Dyah Roro Dorong Rapid Test Massal Memasuki New Normal
Ilustrasi rapid test Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

Selain itu Komisi VI, VII dan IX DPR juga mendesak Menristek/Kepala BRIN RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Perindustrian RI dan Menteri BUMN RI, Kepala BPPT, Kepala LIPI, Kepala LAPAN dan Direktur LBM Ejjkman untuk segera mempercepat realisasi produksi massal alat pendeteksi Covid-19.

Yaitu PCR Test Kit, Test Kit berbasis RT Lamp Turbidimetri dan Kolorimetri, serta non PCR Rapid Diagnostic Kit (RDT): Ventilator, Mobile BSL-2 Laboratory, Powered Air Purifying Respirator, dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mempercepat implementasi penanganan wabah Covid-19 sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020.

Pada Juni 2020, kata Roro, direncanakan 40.000 RDT kit untuk didistribusikan di antaranya ke rumah sakit-rumah sakit.

Pada Juli-Agustus 2020, ditargetkan 100.000–500.000 perangkat RDT yang akan diproduksi massal oleh PT Hepatika Mataram, BPPT dan industri lain.

Roro berpendapat bahwa dengan adanya tes massal yang lebih banyak dan cepat, maka mereka yang terdeteksi terpapar virus corona dapat juga segera diisolasi dan ditangani sehingga tidak menyebar dan menular luas.

Penyebaran virus corona ini sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang tergolong carrier namun tidak menunjukkan gejala apa-apa, maka salah satu langkah konkret adalah untuk melakukan lebih banyak testing agar dapat mendeteksi dengan baik," kata Roro.

Adapun mengenai vaksin, alumni Imperial College London ini berpendapat bahwa Indonesia perlu meningkatkan riset, dan bekerja sama dengan negara sahabat dalam memproduksinya.

Saat ini, uji klinis vaksin Covid-19 yang pertama dilakukan atas kerja sama BUMN Bio Farma dengan perusahaan biofarmasi dari China, Sinovac.

Dyah Roro menilai rapid test massal sangat penting saat memasuki masa new normal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News