Dyah Roro: Program Kartu Prakerja Efektif Tekan Angka Pengangguran

Dyah Roro: Program Kartu Prakerja Efektif Tekan Angka Pengangguran
Website Prakerja.org bisa diakses gratis oleh warga korban PHK tanpa harus seleksi dan harus membayar seperti di Kartu Prakerja. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Upaya pemerintah membuat kebijakan untuk menekan angka pengangguran di masa pandemi Covid-19 melalui program Kartu Prakerja, mendapat apresiasi dari politisi milenial Dyah Roro Esti.

"Program ini bisa menstimulasi angkatan kerja yang kehilangan pekerjaan dan fresh-graduate yang siap bekerja untuk mendapat pelatihan dan pengembangan diri. Tentu ini sangat efektif untuk menekan angka pengangguran," kata anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar ini.

Terlebih, ancaman tingginya tingkat pengangguran akibat pandemi Covid-19. Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2020 ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Februari 2020 sebesar 4,99 persen dari total jumlah angkatan kerja sebanyak 137,91 juta orang.

Kondisi ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan akibat pandemi Covid-19. Pada minggu ketiga bulan April, ujarnya, laporan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mencatat jumlah pengangguran telah mencapai lebih dari 10 juta orang atau sekitar 7,25% dari jumlah angkatan kerja. 

"Peningkatannya sebesar 2,26% atau sekitar 3,11 juta orang karena adanya Covid-19 ini," kata Dyah Roro.

Politisi muda Golkar ini menekankan pentingnya dukungan atas upaya-upaya pemerintah dalam melakukan percepatan realisasi Program Kartu Prakerja. "Pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan angka pengangguran yang diakibatkan oleh PHK selama masa pandemi Covid-19 ini," katanya.

Melalui Program Kartu Pra Kerja, para penerima program akan mendapatkan pembekalan diri dan pelatihan vokasi, yakni, berupa skilling, upskilling, dan reskilling guna mengembangkan kompetensi kerja masing-masing peserta.

Skilling menargetkan para pengangguran yang termasuk dalam kelompok fresh graduate atau pencari kerja baru yang membutuhkan pembekalan skill. Upskilling dan reskilling ditargetkan untuk para pengangguran korban PHK yang ingin meningkatkan skill yang telah dimiliki atau menambah skill baru.

Pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan angka pengangguran yang diakibatkan oleh PHK selama masa pandemi Covid-19 ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News