E-commerce Bikin Indonesia Digempur Produk Asing
Salah satunya adalah pemanfaatan UKM untuk memiliki akses pasar yang lebih baik.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun menyatakan, keberpihakan pemerintah dalam mempromosikan produk dalam negeri masih sangat kurang.
”Apakah kuantitas produk kita belum fulfil atau harga barang impor lebih murah? Sebenarnya jawabannya tidak. Hanya karena kualitas produk dalam negeri belum memadai dan pengetahuan tentang kemasan produk masih perlu ditingkatkan,’’ urai Ikhsan.
Menurut dia, jika produk impor merajalela, produk di Indonesia tidak bisa menjadi tuan di negeri sendiri.
’’Pemerintah harus bertindak dengan cepat untuk memberikan akses pemasaran. Salah satunya dengan cara mempromosikan secara serius produk Indonesia. Juga memberikan akses permodalan serta memberikan pengetahuan kemasan yang bertaraf internasional,” pungkasnya.
Pengamat ekonomi Said Didu mengungkapkan, jika e-commerce terus-menerus dibanjiri produk asing, kondisi tersebut akan mengancam perekonomian Indonesia sendiri.
’’Beda dengan luar negeri yang ketika e-commerce masuk, negara mereka sudah siap dengan produk lokal dan segala sistem logistik distribusinya. Salah jika menganggap e-commerce adalah satu-satunya solusi ekonomi, jika di sisi lain bisa mematikan industri kita sendiri,’’ ujarnya.
Menurut Said, pengembangan digital harus dibarengi pemerintah dengan penguatan produk lokal.
Gempuran e-commerce bak dua sisi mata uang bagi industri tanah air. Di satu sisi, e-commerce memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.
- HINT Ciptakan Parfum Aroma Futuristik lewat Teknologi AI
- Strategi Rocketindo Mendampingi Merek Asing ke Pasar Indonesia
- 2024, Sebegini Biaya Layanan Penjualan di e-commerce
- Ekonom Sarankan Garansi Pengembalian Produk di Marketplace Dikaji Ulang
- Kantongi TDPSE, Tokopedia Temui Mendag Laporkan Progres Integrasi dengan TikTok
- Fitur Sosial Media di E-Commerce Apakah Melanggar Permendag 31?