Edhy Sunarso dan Semiotik Patung di Lapangan Banteng

Edhy Sunarso dan Semiotik Patung di Lapangan Banteng
Foto model patung Pembebasan Irian Barat yang di-acc Bung Karno (kiri) dan Edhy Sunarso si empunya karya (kanan). Foto: Repro Kisah Tiga Patung.

Sementara itu, Henk Ngantung menyiapkan lokasi penempatan monumen itu di sebuah tanah lapang luas yang pada zaman kolonial bernama Waterlooplein. Kini, namanya Lapangan Banteng.

Friedrich Silaban, arsitek kenamaan yang juga menangani pembangunan Masjid Istiqlal ditugaskan menangani arsitektur landasan patung. 

Ir. Sutami, yang menangani pembangunan gedung  Conefo (sekarang DPR) juga ikutan menangani urusan pembangunan dan teknik sipilnya. 

Setelah rampung dikerjakan Edhy di Yogya, patung itu dibawa ke Jakarta. Bung Karno meresmikannya pada 17 Agustus 1963.

Patung berupa Figur gerak orang menjebol rantai itu, dipasang menghadap ke Barat.

Fay yang meneliti sejarah patung-patung karya Edhy Sunarso sejak 2012 silam, menjelaskan, menurut Edhy, patung itu dipasang menghadap ke Barat karena Bung Karno ingin menyatakan sikap  kepada dunia Barat. "Bebas!" 

Waktu membangun monumen Pembebasan Irian Barat, Edhy yang baru saja berpulang 4 Januari 2016 lalu, berusia 30 tahun. 

Ahaaa…yang muda yang berkarya. (wow/jpnn)

BERHASIL membangun patung Selamat Datang untuk dipajang di Bundaran HI, Edhy Sunarso kembali dipanggil Bung Karno ke Istana Negara, Jakarta. Sebuah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News