Ekonom Sebut Food Estate Bukan Solusi untuk Masalah Pangan Indonesia, Harus Dievaluasi

Ekonom Sebut Food Estate Bukan Solusi untuk Masalah Pangan Indonesia, Harus Dievaluasi
Program food estate atau lumbung pangan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan food estate bukan solusi ketahanan pangan Indonesia.

Menurut Esther, masalah ketahanan pangan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan.

"Kalau ada food estate yang buat hutan gundul, sehingga ada problem banjir, tanah longsor, itu sebaiknya dievaluasi," kata Esther.

Dia menambahkan masalah pangan di Indonesia sangat kompleks. Dia menyebut ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi petani dalam proses produksi.

"Tantangan ketahanan pangan di Indonesia bukan hanya supply, lalu dengan solusi perluasan lahan. Namun, harus dilihat dari faktor akses terhadap teknologi, R&D, dan lain-lain," kata Esther.

Dia mengungkapkan permasalahan ketahanan pangan dari sisi petani, salah satunya ada pada kendala bahan baku.

"Ada masalah pupuk susah, harganya mahal," ujarnya.

Tantangan petani selanjutnya, kata Esther, adalah harga komoditas yang sering merosot saat panen.

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pasangan capres-cawapres yang membawa program food estate.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News