Ekonomi Amerika Serikat Melambat, Rupiah Hari Ini Menguat

Amerika Serikat juga memberikan impor barang China sebanyak 10 persen karena karena masih beredarnya fentanil di Negeri Paman Sam. Dengan tambahan tarif tersebut, maka total tarif yang akan dikenakan ke barang-barang asal China menjadi 20 persen setelah pada awal Februari pemerintahan Trump sudah mengenakan tarif impor 10 persen.
Meskipun efek implementasi tarif baru itu menekan USD, lanjutnya, bukan berarti nilai tukar emerging markets akan leluasa menguat terhadap mata uang acuan dunia tersebut.
“Nilai tukar emerging markets masih berpeluang melemah terhadap USD karena status aset di emerging markets yang adalah aset berisiko. Kenaikan tarif ini bisa menimbulkan perang dagang yang artinya bisa menyusutkan transaksi perdagangan global, sehingga bisa mengganggu perekonomian negara-negara emerging markets,” ungkap Ariston.(antara/jpnn)
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 16.431 per USD dari sebelumnya Rp 16.445 per USD.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Waka MPR Eddy Soeparno Optimistis MBG hingga Kopdes Merah Putih Bikin Ekonomi Tumbuh
- Al Hidayat Samsu MPR Sebut Rakyat Butuh Perlindungan Nyata di Tengah Gejolak Tarif AS
- Indonesia Investment Outlook 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- BPS: Ekonomi Triwulan I 2025 Tumbuh 4,87 Persen
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Fathi Nilai Kebijakan Ekonomi Trump Ancaman Serius, Pemerintah Perlu Strategi Baru