Eks Kapten Timnas Indonesia: PSSI Harus Mengkaji Ulang Kebijakan soal Pemain Naturalisasi

Pada era 1990-an, tidak ada pemain naturalisasi. Timnas Indonesia mampu menjadi satu di antara kekuatan sepak bola di Asia. Terbukti dengan meraih medali emas SEA Games Manila 1991, hingga menjadi kuda hitam di Piala Asia.
Timnas Indonesia memasuki era penerapan pemain naturalisasi yang diawali pada Piala AFF 2010. Cristian Gonzales menghiasi daftar pertama hasil dari perpindahan kewarganegaraan, yang kemudian nama-nama lain menyusul sampai sekarang.
BACA JUGA: Pegawai Hotel Tewas Kesetrum Listrik, Duh, Tangannya Sampai Terbakar
Akan tetapi, prestasi timnas senior justru kalah dibandingkan timnas kelompok usia U-16, U-19 atau U-23. Agung pun menyindir PSSI agar sebaiknya seluruh skuat naturalisasi dibentuk sejak dari usia dini, sehingga tidak perlu memakai pemain naturalisasi.
“Buat apa ada pembinaan timnas kelompok umur U-16, U-18, U-19, sampai U-23. Namun ketika masuk senior, dengan mudah memanggil pemain naturalisasi,” kata Agung.
“Saya menilai PSSI sekarang mungkin hanya mengejar sesuatu di luar prestasi anak bangsa. Begitu mudahnya pemain asing bisa menjalani naturalisasi kemudian masuk ke timnas. Kasihan putra-putra bangsa yang sudah menunggu dari level junior,” tegas Agung Setyobudi. (*/heu)
Mantan kapten Timnas Indonesia, Agung Setyabudi, angkat bicara terkait banyaknya pemain naturalisasi yang memperkuat skuat Timnas saat ini.
Redaktur & Reporter : Budi
- Ganda Campuran Masih Kurang Memuaskan, PBSI Coba Formula Rinov/Gloria Lawan Denmark
- Gasak India di Laga Kedua Sudirman Cup 2025, Indonesia Tembus Perempat Final
- Port FC Umumkan Asnawi Mangkualam Gabung ASEAN All Star
- Erick Thohir akan Mempercepat Perekrutan Direktur Teknik PSSI
- Begini Persiapan Timnas Indonesia Menjelang Lawan Korea Utara di Piala Asia U-17 2025
- Piala Asia U-17 2025: Kelebihan Timnas Indonesia di Mata Korea Utara