Eks Staf Ahok Tidak Akan Berhenti sampai Jakarta Bersih dari Intoleransi

Eks Staf Ahok Tidak Akan Berhenti sampai Jakarta Bersih dari Intoleransi
Ima Mahdiah (kanan) melaporkan dua akun Twitter ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik melalui media elektronik, Rabu (13/11). Foto: ANTARA/Fianda Rassat

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah menyayangkan masih adanya intoleransi di ibu kota. 

Parahnya lagi, tindakan diskriminatif itu terjadi di lingkungan sekolah dan pelakunya guru.

Dia mengatakan kasus intoleransi itu terjadi saat sekolah di Jakarta Timur tersebut melakukan pemilihan ketua OSIS.

Saat itulah ada salah satu guru yang menyuruh anak didiknya yang tergabung dalam organisasi rohani Islam (Rohis) memilih calon ketua yang satu agama melalui Whatsapp Group.

"Ini posisinya guru di Rohis, dan ini pemilihan ketua OSIS, bukan pemilihan ketua rohis. Jadi waktu itu ada laporan ke Fraksi PDIP, ada screenshot dari WAG satu sekolah yang ada Rohis, waktu itu ada pemilihan ketua OSIS di sekolah negeri di Jaktim. Ada tulisan satu guru disampaikan bahwa pilih yang seiman," ujar Ima seperti dikutip dari Channel Youtube Niat Bicara, Senin (10/1).

Bagi Ima, tidak ada tempat untuk intoleransi di Indonesia, terlebih di DKI Jakarta.

“Menurut saya, ini bukan masalah Islam atau apapun. Saya juga beragma Islam, tetapi kita sudah bicara kebangsaan," tuturnya.

"Ini sekolah negeri dibayar APBD, uang pajaknya rakyat, bukan cuma orang Islam doang, semua agama bayar pajak. Ini sudah memecah belah. Yang ngomong guru PNS lagi. PNS gajinya bukan cuma dari uang pajaknya uang Islam, tapi seluruh rakyat Jakarta. Harusnya mengakomodir semuanya." imbuhnya.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah menyayangkan masih adanya intoleransi di ibu kota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News