Eksekusi Teresa, Pertama setelah Hampir Seabad

Selalu Puji Tuhan lewat Lagu selama Tujuh Tahun Dipenjara

Eksekusi Teresa, Pertama setelah Hampir Seabad
Eksekusi Teresa, Pertama setelah Hampir Seabad
Meski berharap bisa lolos dari eksekusi, Lewis mengaku siap menyambut ajal. Karena itu, dia berharap perbuatan kejinya di masa lalu diampuni. Terutama, oleh keluarga besar mendiang suami yang dia bunuh lewat tangan selingkuhan dan seorang rekan. Juga, oleh anak-anaknya, karena kasus pembunuhan pada 2002 itu juga menewaskan seorang anak lelakinya.

Jika pada detik terakhir menjelang eksekusi hari ini Mahkamah Agung (MA) turun tangan, Lewis akan luput dari maut. Namun, hingga kemarin tidak ada tanda-tanda lembaga peradilan tertinggi AS itu ikut campur. Sebelumnya, menurut Agence France-Presse, tim pembela sempat memohonkan pengampunan untuk Lewis. Pertimbangannya adalah bahwa IQ perempuan bertubuh subur itu hanya 70.

Namun, Negara Bagian Virginia menganggap seseorang dengan IQ 70 sebagai individu normal. Bahkan, dia dinyatakan layak disidangkan. Sebagai dalang pembunuhan, vonis yang dijatuhkan kepada Lewis memang lebih berat daripada dua mitra kejahatannya. Rodney Fuller dan Matthew Shallenberger, yang kali pertama ditemui Lewis di Walmart, hanya diganjar hukuman seumur hidup.

Dua pemuda yang masing-masing berusia 19 dan 22 tahun itu memang bertindak sebagai eksekutor. Merekalah yang menembak mati dua korban - suami Lewis dan anak lelakinya - setelah masuk ke rumah yang sengaja dibiarkan terbuka oleh Lewis. Saat pembunuhan terjadi, Lewis menjalin hubungan istimewa dengan Shallenberger. Sedangkan Fuller berpasangan dengan anak perempuan Lewis yang berusia 16 tahun.

RICHMOND - Hari ini, untuk kali pertama setelah seabad berlalu, Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat (AS), kembali mengeksekusi mati seorang perempuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News