Eksistensi Mode di Annual Show

Eksistensi Mode di Annual Show
Parade model yang mengenakan baju dari murid dan alumni LPTB Susan Budiharjo di supermal. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Mode ada dan akan selalu ada. Itu adalah arti dari kalimat ubiquitous mod yang menjadi tema annual fashion show Lembaga Pendidikan Tata Busana (LPTB) Susan Budiharjo Jumat malam (31/10). Sebanyak 180 koleksi busana diperagakan dengan elok di venue acara, Supermal Surabaya Convention Center (SSCC). Mulai ready-to-wear sampai evening gown dan cocktail karya 12 desainer muda yang baru lulus dan alumni.

Susan Budiharjo mengatakan, mode atau fashion tidak akan pernah bisa ditinggalkan. Selalu eksis. Khususnya untuk kaum metropolitan yang banyak sadar penampilan.

”Jadi, desainer muda harus peka dengan tren dan pilihan bahan,” ucap perempuan yang sudah bergelut di dunia fashion selama 34 tahun tersebut.

Misalnya, secara umum busana ready-to-wear dibuat dari bahan katun dan kaus. Untuk memberikan aksen, bisa ditambahkan bahan kulit sebagai detail. Tidak harus kulit asli. Bisa yang imitasi supaya harga terjangkau dan perawatan lebih mudah.

 ”Kali ini saya bebaskan anak-anak berkreasi dengan bahan dan cutting apa pun,” ucap Susan.

Susan menilai karya para wisudawan dari segi orisinalitas dan kreativitas.

Seorang alumnus, Anindya Dwi Putri, mengatakan, dirinya dan teman-teman memilih menghadirkan karya ready-to-wear. Perempuan yang akrab disapa Nindy itu membagi rancangan busana yang diberi brand Number 1 tersebut ke dalam tiga tema. Pertama adalah Branding.

’’Kehidupan kota metropolitan sekarang erat dengan brand, banyak orang suka membeli barang bermerek,’’ ucapnya.

SURABAYA – Mode ada dan akan selalu ada. Itu adalah arti dari kalimat ubiquitous mod yang menjadi tema annual fashion show Lembaga Pendidikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News