Ekspor CPO Tumbuh, Tetapi Belum Maksimal
“Walaupun banyak tantangan, nyatanya sektor ini tetap berperan dalam meningkatkan kinerja ekspor di Indonesia. Apalagi di Kaltim,” ungkapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, ekspor Kaltim pada awal tahun mengalami peningkatan sebesar 27,57 persen.
Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh naiknya ekspor barang migas dan barang nonmigas.
Di dalam ekspor barang migas terdapat ekspor CPO. Jumlah ekspor migas mencapai USD 0,24 miliar, naik 40,46 persen.
Di Indonesia, pada triwulan pertama 2019, kinerja ekspor minyak sawit secara keseluruhan seperti biodiesel, oleochemical, CPO dan produk turunannya, meningkat sekitar 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Yakni, dari 7,84 juta ton pada triwulan I 2018 meningkat menjadi 9,1 juta ton di triwulan I 2019.
“Kita lihat dari kinerja ekspor di Kaltim maupun secara nasional, ekspor CPO masih tetap tumbuh meskipun belum maksimal. Namun, itu sudah cukup baik di tengah banyaknya tantangan kelapa sawit,” tuturnya.
Djafar menambahkan, sentimen RED II Uni Eropa telah ikut menggerus kinerja ekspor.
Harga crude palm oil (CPO) pada Maret lalu tergerus lima persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD 528,4 per metrik ton.
- Update Harga TBS Sawit hingga CPO
- Dorong Hilirisasi Industri, Ekonom UI: Bisa Jadi Nilai Tambah
- 2 Pekan Harga TBS Sawit di Riau Turun, Sebegini yang Terbaru
- Hilirisasi Sawit di Indonesia Catatkan Kemajuan
- Terus Meroket, Sebegini Harga TBS Sawit di Riau Sepekan ke Depan
- Dorong Produktivitas Industri, Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Ini