Jika Negosiasi Ekspor CPO Mentok, Indonesia Siap Boikot Produk Uni Eropa

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia tidak segan memboikot produk Uni Eropa (UE) jika negosiasi terkait dengan larangan ekspor minyak sawit mentah alias CPO (crude palm oil) menemui jalan buntu.
’’Kami tidak paham kenapa (pelarangan terhadap CPO) bisa begitu kencang. Kami sudah minta ke sana, tetapi kami bukan pengemis. Kita punya dignity, sovereignty,’’ kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di Kementerian Luar Negeri, Rabu (20/3).
Indonesia tercatat sebagai pemasok sawit terbesar UE. Indonesia juga mengimpor banyak produk dari UE.
Di antaranya, truk, bus, mobil, dan pesawat terbang. Saat ini UE merancang renewable energy directives II (RED II).
Aturan baru tentang energi itu bertujuan mengurangi konsumsi bahan bakar nabati alias BBN (biofuel) berbasis CPO secara bertahap.
Pada 2030, UE berharap tidak ada lagi konsumsi terhadap bahan bakar tidak ramah lingkungan tersebut.
Pada Rabu (13/3), Komisi Eropa menerbitkan regulasi turunan (delegated acts) kebijakan RED II yang memasukkan sawit sebagai bahan bakar nabati tidak berkelanjutan dan berisiko tinggi indirect land use change (ILUC).
Berdasar hasil kajian Komisi Eropa, 45 persen ekspansi CPO sejak 2008 berdampak pada kehancuran hutan, lahan gambut (peatland), dan lahan basah (wetland), serta terus-menerus meningkatkan emisi gas rumah kaca.
BERITA TERKAIT
- Wamenlu: Indonesia Harus Memanfaatkan Momentum RCEP untuk Meningkatkan Ekspor
- Bea Cukai Kendari Wujudkan Ekspor Perdana Jambu Mete ke Vietnam
- Beginilah Optimisme LPEI Songsong 2021
- Seorang Gubernur Digarap KPK Terkait Kasus Suap Edhy Prabowo, Begini Masalahnya
- Bea Cukai Ambon Pererat Kerja Sama dengan BPPTP Dorong Ekspor Langsung Pala
- Ssst, Ada Gubernur dan Bupati Diperiksa KPK di Kasus Suap Edhy Prabowo