Ekspor dan Impor Topang Pertumbuhan Kredit Valas

Ekspor dan Impor Topang Pertumbuhan Kredit Valas
Uang dolar AS. Ilustrasi Foto: AFP

Menurut Perry, pengusaha bisa saja meningkatkan permintaan kredit valas jika harga komoditas terus membaik.

Dengan catatan, kebijakan perdagangan global kondusif serta didukung situasi geopolitik yang aman dan stabil. 

CEO Citibank N.A. Indonesia Batara Sianturi menyebutkan, tren permintaan kredit valas di Citibank masih lebih rendah jika dibandingkan dengan permintaan kredit dalam bentuk rupiah.

Komposisi kredit valas baru mencapai 30 persen dari total penyaluran kredit di Citibank.

’’Saya rasa pengusaha punya banyak pilihan untuk mencari pendanaan bisnisnya. Bukan hanya kredit valas, tetapi juga global bond,’’ ujarnya.

Hal itu, lanjut dia, masih berhubungan dengan rating investment grade dari Standard & Poor’s (S&P) yang membuat korporasi lebih percaya untuk menerbitkan surat utang berdenominasi valas.

Batara menilai permintaan kredit rupiah lebih diminati daripada kredit valas.

’’Kalaupun korporasi itu butuh dana, lebih menarik bagi mereka untuk terbitkan bond,’’ tuturnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, kredit valuta asing pada semester pertama 2017 tumbuh 8,74 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News