Ekspor Naik, Produk Hortikultura Indonesia di Jalur Hijau

Ekspor Naik, Produk Hortikultura Indonesia di Jalur Hijau
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto. Foto dok Kementan

Sebanyak 291 peraturan yang menghambat juga dihapus. Demi terwujudnya reformasi birokrasi dan memudahkan produk menembus negara yang belum dijangkau sebelumnya.

Anton, sapaannya, melanjutkan, Kementan terus berupaya meningkatkan capaian ekspor. Salah satu upayanya, mengikuti misi dagang di luar negeri serta berpartisipasi dalam pameran lokal dan global.

"Pameran tidak hanya sebagai sarana untuk memperkenalkan dan memasarkan produk. Namun, menjadi kesempatan eksportir memperluas diversifikasi pasar dan jaringan bisnis," tuturnya.

Berikutnya, meningkatkan kualitas sejak hulu hingga hilir. Dari prabudi daya sampai pemasaran. Agar produksi yang dihasilkan bermutu dan memiliki daya saing di kancah global.

"Ini sedang kami upayakan dengan merevisi Indonesia GAP, sehingga selaras dengan ASEAN GAP. Kami juga akan menyuplai bibit berkualitas dan memberikan pendampingan. Agar sumber daya tani meningkat," kata Anton.

Di sisi lain, mantan Kepala BPTP Jateng itu menjelaskan, impor buah merupakan keniscayaan. Karena adanya keputusan Badan Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Kendati begitu, menurut dia, buah impor yang selama ini membanjiri Indonesia berasal dari negara subtropis. Macam Tiongkok, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.

Yang diimpor mencakup pir, jeruk mandarin, apel merah, dan kiwi. "(Buah-buahan impor) tidak berkompetisi langsung dengan buah produksi petani lokal," tutupnya.(jpnn)

Sebanyak 291 peraturan yang menghambat juga dihapus. Demi terwujudnya reformasi birokrasi dan memudahkan produk menembus negara yang belum dijangkau sebelumnya.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News