Ekspresi Kebencian Berbau SARA di Medsos Harus Tertibkan

Ekspresi Kebencian Berbau SARA di Medsos Harus Tertibkan
Ivan Hasugian, pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik St Josef Medan Minggu (28/8/2016). Foto: ist/Sumut Pos

jpnn.com - JAKARTA - Kasus bom bunuh diri di Gereja St Yosep di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8),  menunjukan bahwa bibit radikalisme dan bentuk sentimen terhadap agama atau tokoh agama tertentu masih banyak di Indonesia.

Karena itu menurut Wakil Sekjen Partai Golkar Jerry Sambuaga, perlu solusi yang komprehensif untuk membasmi bibit-bibit radikalisme tersebut.

"Tindakan hukum tegas saja saya kira tidak cukup, karena itu hanya solusi untuk menghukum, bukan pencegahan. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan terhadap kasus ini," kata Jerry di Jakarta, Senin (29/8).

Pemerintah lanjutnya harus mengutamakan dialog antarumat beragama untuk mengurangi dampak radikalisme. Hal itu juga sebagai bentuk pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali.

"Kalau hanya menghukum kan ada kemungkinan akan terulang lagi karena bibit radikalisme tidak dicegah. Selain itu tingkatkan kesejahteraan rakyat agar tidak termotivasi untuk melakukan tindakan kejahatan," sarannya.

Doktor ilmu politik itu menambahkan, ekspresi kebencian berbau SARA yang marak di sosial media harus ditertibkan agar tidak provokatif dan menimbulkan bibit-bibit yang dapat menyebabkan radikalisme dan terorisme.

Kejadian di Medan kata Dosen Universitas Pelita Harapan itu, menunjukkan bahwa ada unsur kesengajaan yang didasari oleh kebencian terhadap agama tertentu. Sebab ujarnya, berdasarkan hasil penyelidikan sementara oleh polisi, bahwa pelaku disuruh untuk membunuh pastor.

"Perlu pendidikan dan pemahaman tentang toleransi, keberagaman dan kemajemukan agama di masyarakat. Aparat juga perlu lebih waspada dan antisipatif terhadap bibit-bibit yang provokatif atau sentimen terhadap agama tertentu," pungkasnya.(fas/jpnn)


JAKARTA - Kasus bom bunuh diri di Gereja St Yosep di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8),  menunjukan bahwa bibit radikalisme dan bentuk sentimen


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News