Elda Mengaku Takut Dimarahi Fathanah

jpnn.com - JAKARTA -- Bekas Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Devianne Adiningrat, akhirnya memberikan keterangan pada persidangan dugaan suap pengurusan kuota impor sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang terdakwa Ahmad Fathanah, Kamis (22/8), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Elda langsung dicecar sejumlah pertanyaan oleh Majelis Hakim yang diketuai Nawawi Ponolango. Hakim Anggota, Made Hendra, memertanyakan soal pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Elda, pertemuan itu dihadiri Ridwan Hakim, putra Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hilmi Aminuddin. Pertemuan itu menurutnya, digagas oleh Ahmad Fathanah. Ia mengaku, Fathanah-lah yang memerkenalkannya kepada Ridwan.
"Saya baru kenal, dikatakan Ahmad Fathanah Riwan ini putra Ustaz Hilmi Aminuddin, Dewan Syuro PKS," kata Elda, menjawab pertanyaan Majelis Hakim.
Awalnya, kata dia, Fathanah meminta supaya Elda mengatur pertemuan Ridwan dengan Direktur PT Indoguna Utama, Maria Elisabeth Liman.
"Ahmad Fathanah minta saya untuk mengatur supaya Marie berangkat ke Kuala Lumpur bertemu dengan Ahmad Fathanah, dan disitu juga mau ketemu Ridwan," kata Elda.
Ia mengaku sudah berupaya supaya Maria hadir. Namun, kata Elda, waktunya tidak cocok karena Maria sibuk. Lantas, kata Elda, mendengar itu Fathanah marah-marah. Elda ketakutan. "Karena saya melakukan miss komunikasi. Mesti ketemu sabtu-minggu, saya merasa bersalah," katanya.
Nah, di KL, Elda mengaku diminta Fathanah menyampaikan ke Ridwan soal kuota impor. "Saya bilang Maria Elisabeth Liman dari PT Indoguna," katanya.
JAKARTA -- Bekas Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Devianne Adiningrat, akhirnya memberikan keterangan pada persidangan dugaan suap pengurusan
- Gema Waisak Pindapata Nasional 2025 Sukses Digelar, Menag Hingga Pramono Turut Hadir
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting