Elektabilitas Khofifah-Emil Melejit, Begini Pendapat Analis

Elektabilitas Khofifah-Emil Melejit, Begini Pendapat Analis
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos/dok.JPNN.com

Senada yang dikatakan Fahrul, peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandez menilai pasangan Khofifah-Emil terus mengejar pasangan Gus Ipul-Puti.

Kontribusi Emil Dardak di sejumlah wilayah memberi dampak suara terhadap pasangan ini. ”Kontribusi wakil sangat memengaruhi,” tandas Arya.

Kemudian, Arya menilai adanya keraguan pemilih dari kader simpatisan partai pengusung Gus Ipul: PKB dan PDIP. Sementara dukungan mesin partai Khofifah-Emil semakin solid.

”Pemilih ini otonom. Bisa saja mereka memiliki pilihan berbeda dengan dukungan partai mereka. Dalam banyak pilkada, pemilih partai politik tidak linier dengan usungan partai. Karena pemilu kan otonomi punya metode sendiri, punya penilaian sendiri. Jika terjadi posisi itu, partai tidak memiliki kuasa 100 persen untuk menentukan pilihan kader atau simpatisan,” ucapnya.

Sementara Khofifah yang memiliki label Nahdlatul Ulama (NU) disebut akan terus memengaruhi pilihan kader partai.

Sementara Puti Guntur Soekarno yang menjadi pasangan Gus Ipul, Arya menyebut, belum memberi pengaruh elektabilitas. Sebab, Puti bukan warga Jawa Timur.

”PDIP di bawah 50 persen. Itu menarik, sisi ini tidak mengakar. Puti ’diimpor’ dari Jawa Barat sehingga tidak mengakar di Jawa Timur. Sementara PKB tidak begitu optimal karena basis lari ke Khofifah. Kalau Khofifah ambil suara PKB, itu akan membantu Khofifah,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Litbang Kompas menyebutkan partai pengusung Khofifah-Emil sangat memengaruhi pilihan.

Elektabilitas pasangan Khofifah-Emil Dardak melejit, di sisi lain sosok Puti Guntur Soekarno dianggap tidak mengakar di Jatim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News