Elektabilitas Turun, Golkar Dinilai Masih Bekerja Setengah Hati

Elektabilitas Turun, Golkar Dinilai Masih Bekerja Setengah Hati
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di Jakarta, Jumat (21/10/2020). Foto: Dok.Partai Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas Golkar dinilai turun karena mesin partai yang masih bekerja setengah hati. Faksi-faksi internal partai belum solid dalam mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.

Sebelumnya, survei SMRC menyatakan dibanding hasil Pemilu 2019, dukungan kepada PDIP melompat naik dari 19,3 persen menjadi 24 persen. Sedangkan Gerindra naik dari 12,6 persen menjadi 13,4 persen. Partai Golkar menurun dari 12,3 persen menjadi 8,5 persen.

Menurut peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri, terdapat beberapa hal yang terkait dengan tendensi penurunan popularitas Golkar.

Puput mengungkapkan kecanggungan Golkar dalam menarik perhatian publik terkait isu politik. Utamanya soal calon presiden yang bakal diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Golkar berhenti pada isu pembentukan koalisi namun sampai saat ini belum menonjolkan calon untuk Pilpres 2024. Padahal, isu ini hampir pasti menjadi perhatian publik saat ini.

“Golkar yang mulanya tampak mendorong sosok Airlangga, saat ini nampaknya tidak sekuat dulu untuk mendorong sosok ketum ini ke ruang publik. Di luar itu, koalisi, termasuk Golkar, masih berhati-hati menentukan calon,” tegas Puput, Selasa (1/11/2022).

Hal itu membuat Golkar dan KIB lantas kalah dengan partai lain yang bisa menarik popularitas karena solid mendorong nama capres atau setidaknya memiliki nama bakal capres yang konsisten populer di mata publik.

"Misalnya, Ganjar yang lekat dengan PDIP, Anies dengan Nasdem, AHY dengan Demokrat. Hal ini menjadikan Golkar tak lagi jadi pusat perhatian publik, sehingga memengaruhi popularitas partai," ujar Puput.

Elektabilitas Golkar dinilai turun karena mesin partai masih bekerja setengah hati. Faksi-faksi internal partai belum solid mengusung Airlangga sebagai Capres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News