Empat Penyebab Nilai Rata-Rata Unas SMA - SMK Turun

Empat Penyebab Nilai Rata-Rata Unas SMA - SMK Turun
Sejumlah siswa SMKN 4 Semarang merayakan kelulusan mereka dengan aksi corat-coret baju, Kamis (3/5). Ilustrasi Foto: Adityo Dwi/Radar Semarang/JPNN.com

Berbeda dengan ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP), siswa hanya tahu waktu mengerjakan soal selama 120 menit, tanpa ”dihantui” tampilan waktu yang terus bergerak. ”Namun, ini tentu tidak menggambarkan keseluruhan siswa” ujar Istu.

Keempat, imbuh Istu, beberapa siswa belum terbiasa mengerjakan soal ujian berbasis komputer. Karena itu, ke depan pihak Cabang Dispendik Jatim Wilayah Banyuwangi akan menginstruksikan semua lembaga pendidikan jenjang sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) menyelenggarakan ujian berbasis komputer mulai kelas satu. Dengan demikian, siswa akan terbiasa menghadapi UNBK.

Lebih lanjut Istu mengatakan, untuk meningkatkan capaian Unas pihaknya akan mewajibkan sekolah membuat bank soal berbasis kisi-kisi Unas. Sekolah juga diwajibkan membedah soal HOTS. Sebab, imbuhnya, sejauh ini belum ada strategi khusus untuk membedah soal HOTS.

”Strategi penyelesaiannya soal HOTS belum dilaksanakan. Maka harus ada beda antara proses pendidikan dan bimbingan belajar (bimbel). Pendidikan ada filosofi di dalamnya, sedangkan bimbingan belajar hanya dilatih mengerjakan soal secara smart,” ungkapnya.

Namun sayang, meski membenarkan nilai rata-rata hasil Unas di Banyuwangi mengalami penurunan, Istu belum berani membocorkan nilai rata-rata pasti hasil Unas se-Banyuwangi. Dia juga belum memastikan siswa peraih nilai tertinggi di masing-masing kategori. Sebab, hingga pukul 19.00 tadi malam, proses rekapitulasi nilai di seluruh sekolah se-Banyuwangi belum selesai dikerjakan. (sgt/c1)


Nilai rata-rata ujian nasional (Unas) jenjang SMK, SMK, dan MA di Banyuwangi mengalami penurunan, setidaknya ada empat penyebab.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News