Empat Poin Hasil Rakor SDM Pariwisata

jpnn.com - BADUNG--Rapat koordinasi SDM Pariwisata di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, menghasilkan empat poin kesepakatan.
Kesepakatan itu menurut Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan (Deputi BPKK) Ahman Sya, dicapai antara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Pendidikan Pariwisata se-Indonesia dalam rakornas yang berlangsung sejak 3 hingga 5 Agustus 2016
"Ada empat kesepakatan yang diperoleh dalam rakornas. Intinya seluruh perguruan tinggi bersedia mendukung program kunjungan 20 juta wisman pada 2019," terangnya.
Adapun kesepakatan yang dihasilkan dalam rakornas Perguruan Tinggi Pariwisata seIndonesia ini adalah, Pertama, Perguruan Tinggi se-Indonesia bersedia menindaklanjuti penerapan kurikulum berbasis kompetensi, pendirian lembaga sertifikasi profesi, dan sertifikasi terhadap semua lulusan minimal berstandar ASEAN.
Kedua, Perguruan Tinggi sepakat berpartisipasi aktif mengembangkan sektor pariwisata melalui pelaksanaan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. ”Khususnya dalam pengembangan 10 destinasi wisata prioritas,” ujar Ahman.
Kesepakatan ketiga yakni Perguruan Tinggi bersedia melatih dan mendidik kader-kader pariwisata melalui Program Goes to Campus.
Terakhir, Perguruan Tinggi Pendidikan Pariwisata bersedia melakukan program terobosan untuk percepatan pencapaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Kemenpar telah menetapkan 10 destinasi wisata menjadi program prioritas yang akan dijadikan destinasi unggulan. Bahkan, Kemenpar siap mengembangkan 10 destinasi wisata tersebut menjadi ”Bali Baru”.
BADUNG--Rapat koordinasi SDM Pariwisata di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, menghasilkan empat poin kesepakatan. Kesepakatan itu menurut Deputi Bidang
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia