Empat Semester untuk Ajaran Bung Karno

Oleh Dahlan Iskan

Empat Semester untuk Ajaran Bung Karno
Foto: disway.id

jpnn.com - Baru sekali ini saya ke Universitas Bung Karno. Yang kampusnya dua. Berdekatan. Di Jalan Cikini. Dan di Jalan Kimia itu.

Ada acara haul di situ. Di perpustakaannya. Haul Kim Jong-Il. Yang mereka sebut sebagai pemimpin besar RRDK. Korea Utara. Yang meninggal dunia mendadak tahun 2011.

Ia adalah ayah Kim Jong-Un. Pemimpin besar Korut saat ini.

Atau anak Kim Il-Sung. Pemimpin besar mereka yang pertama. Yang memerdekakan Korea dari penjajahan Jepang. Teman karib Bung Karno. Yang waktu itu juga bergelar Pemimpin Besar Revolusi Indonesia.

Jabatan pemimpin besar terdengar aneh saat ini. Apalagi untuk generasi baru.

Tapi itulah dulu. Di Indonesia. Dan sampai sekarang. Di Korea Utara.

Bedanya: di Korut beda. Jabatan pemimpin besar (supreme leader) itu terpisah. Dari jabatan presiden. Atau perdana menteri.

Korut punya presiden sendiri. Entah siapa itu. Juga punya perdana menteri. Yang saya juga lupa namanya. Carilah sendiri di Google. Bagi tugas.

Bung Karno tidak mau mematikan demokrasi sepenuhnya. Tahun 1955 diadakan pemilu. Terluber dalam sejarah. Luber: langsung, umum, bebas, rahasia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News